REPUBLIKA.CO.ID, SIDOARJO -- Pengungsi syiah yang awalnya berada di GOR Kabupaten Sampang, Madura sudah berada di rumah susun (Rusun) Jemundo, Sidoarjo, Kamis (20/6) malam. Namun setibanya di lokasi, mereka langsung meminta pulang.
Sebanyak 162 orang dari 62 kepala keluarga duduk di ruang tengah lantai dasar rusun beralaskan matras biru. Ratusan nasi bungkus dan gelas air mineral berserakan di antara mereka. Mata sembab yang masih memerah tampak menggambarkan kesedihan para warga.
"Kami terpaksa pindah ke sini," kata Muhammad Zaini, seorang warga tiba-tiba berdiri di tengah kerumunan tersebut dan berorasi.
Zaini mengatakan, dirinya bersama ratusan warga lain dipaksa untuk pindah. Sebagian dari mereka diperlakukan secara kasar oleh Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) yang bertugas di GOR tersebut.
Dia menambahkan, sebenarnya warga ingin tetap berada di tempat pengungsian. Meski tempat tinggal yang disediakan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jatim sangat memadai, namun mereka lebih memilih pulang ke Sampang, Madura.
"Kita ini bagian dari masyarakat Indonesia," ujarnya.