REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Dinas Pendidikan Menengah dan Nonformal Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mulai 2013 akan memberlakukan tes bakat sidik jari untuk menyaring siswa lulusan SMP yang masuk ke jenjang SMA.
"Melalui tes bakat sidik jari ini akan diketahui kemampuan siswa mulai dari intelejensi hingga psikologisnya," kata Kepala Bidang (Kabid) Pendidikan Menengah dan Kejuruan (Dikmenjur) Dikmenof Bantul Sukarja di Bantul, Kamis (20/6).
Menurut dia, setidaknya ada sembilan alat tes bakat sidik jari yang telah disiapkan di sejumlah SMA dan SMK di Bantul yang ditunjuk untuk melakukan ujicoba menerapkan sistem ini.
Ia mengatakan, Kurikulum 2013 memang berbeda dengan kurikulum sebelumnya karena mulai kelas 10 atau tahun pertama sudah ada penjurusan, baik memilih jurusan IPA ataupun IPS.
Oleh sebab itu, kata dia melalui tes bakat sidik jari tersebut nantinya akan diketahui kemampuan siswa cocok untuk jurusan tertentu, bahkan sampai nanti pada pekerjaan yang cocok itu di mana.
"Sistem ini merupakan sistem terbaik untuk melihat kemampuan para siswa hingga 90 persen, sehingga kekhawatiran siswa salah jurusan bisa diminimalisir, dan bahkan siswa bisa belajar secara maksimal," katanya.
Menurut dia, pihaknya mengklaim sistem ini baru pertama kali diterapkan di Indonesia, sehingga ini menunjukkan komitmen Pemkab Bantul dalam menyambut kurikulum baru serta kesiapan Bantul dengan era teknologi.
"Sekarang semua surat menyurat yang disampaikan guru dan staf pendidik sudah melalui email, dan ke depan pembelajarannya melalui e-book," katanya.
Ia mengatakan, tes bakat sidik jari akan dilakukan setelah proses pencatatan minat bakat calon siswa, beserta nilai Ujian Nasional (Unas) yang dilaksanakan sejak 18 Juni hingga 29 Juni mendatang di sejumlah sekolah baik SMK dan SMA.