Jumat 21 Jun 2013 02:09 WIB

Sulit Harapkan Caleg Berkualitas di Pemilu 2014

Rep: Ira Sasmita/ Red: Mansyur Faqih
Pengumuman DCS Online
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Pengumuman DCS Online

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Harapan masyarakat untuk mendapatkan caleg yang lebih berkualitas sulit untuk direalisasikan. Karena Waktu bagi masyarakat untuk memberikan masukan terhadap daftar calon sementara (DCS) terlalu singkat.

"KPU hanya kasih waktu dua pekan bagi masyarakat untuk memberikan masukan. Ini saja sudah satu pekan, tidak ada pemberitahuan atau iklan kalau masyarakat beri masukan," kata peneliti Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi), Lucius Karus di Jakarta, Kamis (20/6).

Padahal, lanjut dia, penelitian yang dilakukan Formappi menyatakan, dari 6.544 caleg, 3.407 di antaranya berdomisili di Jabodetabek. Sementara mereka akan dipilih oleh masyarakat di 77 dapil, tidak hanya di wilayah Jabodetabek. Sehingga, sulit mengharapkan masyarakat bisa memberikan masukan terhadap DCS di dapil mereka masing-masing. Karena caleg yang ada nyaris tidak mereka kenal.

Lucius mengungkapkan, DCS yang telah ipublikasikan KPU melalui kanal resmi tidak jauh berbeda dengan daftar bakal caleg yang diajukan partai sebelumnya. Meski pada masa perbaikan, banyak kritik yang dilontarkan berbagai kelompok masyarakat. Seperti persoalan caleg nepotisme dan dinasti, caleg pesohor yang minim kualitas, hingga caleg dengan persoalan administratif.

"Kemarin Partai Demokrat dikritik karena caleg dinasti, ternyata dalam DCS masih ada 32 caleg kekerabatan. Golkar juga tak kalah banyak, 29 orang," ungkapnya.

Partai Demokrat, paparnya, hanya memindahkan beberapa caleg dinastinya. Serta melakukan penggantian nomor urut. Tetapi secara substansi masih banyak caleg yang bersifat nepotisme. Selain itu, caleg artis yang kemarin banyak dikritisi ternyata tidak banyak berubah dalam DCS.

Dari 12 parpol peserta pemilu, hanya tiga partai yakni PKS, PBB, dan PKPI yang tidak menyertakan caleg artis. Sementara sembilan partai lainnya tetap memasukkan pesohor dengan jumlah total 79 orang.

"Ini menunjukkan kualitas demokrasi yang diupayakan partai itu masih diabaikan. Partai masih malas dalam melakukan rekrutmen, kurang serius," jelas Lucius.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement