REPUBLIKA.CO.ID, BATAM -- Nahkoda kapal yang melayani pelayaran Singapura-Batam mengurangi kecepatan kapal demi keselamatan penumpang akibat jarak pandang pendek terhalang kabut asap kebakaran hutan Sumatra.
"Biasanya kecepatan rata-rata 30 knott, tapi sekarang harus dikurangi menjadi maksimal 26 knott karena jarak pandang berkurang," kata nahkoda kapal feri, Leonard di Batam, Jumat (21/6). Ia mengatakan jarak pandang di laut sangat pendek, kurang dari 200 meter sehingga nahkoda harus lebih berhati-hati agar tidak menabrak kapal lain yang lalu lalang di Selat Malaka.
Untuk menyeberangi Selat Malaka, ia mengandalkan radar yang dimiliki kapal, karena tidak bisa menggunakan pandangan mata saja. Karenanya ia mengkhawatirkan kapal yang tidak dilengkapi teknologi serupa. Apalagi, kata dia, saat melintasi perairan Indonesia yang banyak dilayari kapal kecil milik warga, kapalnya harus lebih berhati-hati lagi.
Selain itu, banyak kapal besar yang labuh jangkar di perairan internasional, sehingga jika tidak hati-hati, khawatir tertabrak.
Sementara itu, Otoritas Pelabuhan Domestik Sekupang, Batam terpaksa menunda keberangkatan kapal pada Jumat siang karena memburuknya cuaca akibat kabut asap yang menutupi wilayah Kepulauan Riau.
Syahbandar Pelabuhan Domestik Sekupang Batam, Yovan Siahaan mengatakan pihaknya menunda keberangkatan kapal ke Tanjung Balai Karimun dan Tanjung Batu, Kabupaten Karimun, Provinsi Kepulauan Riau serta ke Tembilahan Kabupaten Indragiri Hilir, Provinsi Riau, karena tebalnya kabut asap di laut.