Jumat 21 Jun 2013 17:54 WIB

Khawatir Rencana the Fed, Pasar Saham Asia Tenggara Rontok

Rep: Nur Aini/ Red: Mansyur Faqih
Pialang mengamati pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin (18/2).
Foto: Antara
Pialang mengamati pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin (18/2).

REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK -- Sebagian besar pasar saham Asia Tenggara anjlok pada penutupan Jumat (21/6). Ini menyusul sentimen pasar pada rencana Federal Reserve (the Fed) yang akan menarik skala program pembelian aset (quantitative easing).

IHSG ditutup melemah 2,5 persen setelah sebelumnya turun hingga 3,5 persen. Indeks ditutup pada 4.515,37, terendah dalam empat bulan terakhir. Penurunan 5,2 persen pekan ini merupakan yang terbesar sejak September 2011 dan merupakan gambaran terburuk di wilayah regional.

Performa tersebut kemungkinan merupakan dampak dari kenaikan BBM dan ekonomi yang terus menurun. "Kenaikan harga BBM adalah tekanan jangka pendek tapi berdampak jangka panjang," ujar Kepala Peneliti di Bahana Securities, Harry Su dikutip Reuters.

Dampak jangka pendek dari kenaikan BBM adalah inflasi dan suku bunga akan naik. Tapi, di waktu yang sama, hal itu akan memperkuat nilai tukar mata uang dan membantu meningkatkan defisit transaksi berjalan. 

Sementara itu, indeks SET Thailand ditutup turun 0,12 persen di level 1.400,50, melemah 4,4 persen sepanjang pekan. Sementara itu, saham Filipina turun 2,3 persen, pelemahan sebesar 0,96 persen pekan ini.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement