REPUBLIKA.CO.ID, SAO PAOLO -- Brasil selaku negara penyelenggara Piala Konfederasi 2013 terancam hukuman dari FIFA. Menyusul aksi unjuk rasa besar-besaran yang terjadi di Brasil sepanjang dua pekan terakhir.
Sejumlah media lokal terkemuka Brasil, seperti CBN Radio dan harian Estado de Sao Paulo, menurunkan laporan, protes yang terjadi di Brasil berpotensi menghentikan gelaran Piala Konfederasi 2013.
Aksi unjuk rasa ini juga mengganggu persiapan Brasil sebagai tuan rumah Piala Dunia 2014. Kemungkinan penundaan ini pun ditanggapi serius oleh FIFA.
''FIFA akan mengklaim kompensasi jika Piala Konfederasi terpaksa ditunda,'' tulis headline harian CBN dalam laman resminya seperti dikutip Reuters, Jumat (21/6).
Sekitar satu juta orang turun ke jalan di sejumlah kota besar di Brasil untuk memprotes buruknya pelayanan umum, tingginya pajak, inflasi, dan maraknya korupsi. Besarnya anggaran yang dipersiapkan untuk persiapan Piala Dunia 2014 juga menuai kritikan kalangan pemrotes.
Dalam laporannya, salah satu jurnalis senior CBN, Juck Kfouri, menyebut FIFA memiliki alasan untuk meminta jaminan keamanan dari pemerintah Brasil. Pun, FIFA juga berhak meminta kompensasi terhadap Brasil jika tidak ada jaminan keamanan terkait persiapan Piala Dunia tahun depan dan Piala Konfederasi yang tengah digelar.
Permintaan jaminan keamanan ini muncul setelah dua mobil FIFA dirusak di Salvador, kota tempat laga Nigeria kontra Uruguay digelar, Rabu (19/6) lalu. Laporan Harian Estadio de Sao Paolo menyebut, secara hukum tidak adanya jaminan kemanan dapat memaksa turnamen untuk dihentikan.
''Kompetisi ini menjadi mimpi buruk untuk organisasi. FIFA tidak pernah membayangkan turnamen yang seharusnya bisa berjalan sempurna, tapi masalah yang timbul justru menjadi skenario terburuk yang bisa terjadi,'' tulis media asal Brasil, Folha de Sao Paulo.