Jumat 21 Jun 2013 20:12 WIB

Jelang Keputusan Kenaikan BBM, Polisi Akan Pertebal Keamanan

Rep: Wahyu Syahputra/ Red: Djibril Muhammad
Sejumlah anggota kepolisian menjaga sebuah SPBU milik Pertamina (ilustrasi).
Foto: Antara/Adiwinata Solihin
Sejumlah anggota kepolisian menjaga sebuah SPBU milik Pertamina (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, SEMANGGI -- Polda Metro Jaya akan memertebal keamanan pada detik-detik keputusan naiknya harga Bahan Bakar Minyak (BBM). Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Rikwanto mengatakan, pengamanan akan dilakukan saat keputusan naik dan setelahnya. "Kalau perlu kita tambah lagi personelnya," katanya, Jumat (21/6).

Rikwanto mengatakan, pertimbangan ini diambil karena melihat intensitas demonstrasi yang masih tinggi di berbagai tempat. Sampai saat ini, pihak Kepolisian Daerah Metro jaya masih tetap mengandalkan 18.880 personelnya untuk melakukan penjagaan di 270 area SPBU di seluruh Jakarta.

Menurut Rikwanto, penjagaan dilakukan di SPBU terutama untuk mengurai antrean akibat kenaikan harga BBM, antisipasi terjadinya kesalahpahaman dan mengantisipasi jika ada oknum yang mengisi BBM di luar batas kewajaran.

Terkait demonstrasi yang akan dilakukan menjelang keputusan kenaikan harga BBM. Pihak kepolisian tidak segan untuk menindak tegas dan sesuai dengan hukum jika unjuk rasa tersebut tidak sesuai prosedur.

"Seperti blokir jalan, bakar ban, merusak fasilitas umum sampai demo yang melewati jam ketentuannya," katanya.

Rikwanto mengungkapkan, demonstrasi yang dilakukan sejumlah elemen masyarakat dinilai tidak sesuai prosedur. Banyak pendemo yang justru mengganggu ketertiban umum. Padahal, demosntrasi ialah menyuarakan aspirasi dan keluhan terkait kenaikan BBM.

Selain itu, sejumlah elemen tersebut bahkan tidak melakukan laporan ke pihak kepolisian untuk melakukan demonstrasi. Menurut Rikwanto, laporan demonstrasi penting untuk mengantisipasi segala kemungkinan terburuk akibat demonstrasi.

Rikwanto memberi contoh aksi demonstrasi yang berujung rusuh yang dilakukan Mahasiswa dari Universitas Bung Karno (UBK), di Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (18/6) kemarin. "Banyak yang mengecam. Mereka bukan mahasiswa cuma orang yang suka rusuh," katanya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement