REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perdagangan (Mendag), Gita Wirjawan, menyatakan, kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi kecil pengaruhnya terhadap kenaikan harga barang.
"Ada beberapa yang naik, tapi kalau rata-rata nasional itu kenaikannya hanya beberapa dan masih dalam batas 2-4 persen, ini rata-rata nasional lho," kata Gita di sela-sela rapat pengumuman penyesuaian harga BBM bersubsidi di Jakarta, Jumat (21/6) malam.
Diakui Gita, kenaikan harga barang yang lebih besar terjadi di beberapa kota. Namun, Mendag memastikan pasokan kebutuhan bahan pokok akan terpenuhi menjelang dan selama bulan Ramadhan hingga Hari Raya Idul Fitri.
"Di beberapa kota atau titik ada kenaikan yang lebih, tapi kami akan pastikan pasokan akan cukup menjelang dan selama bulan Ramadhan sampai hari raya lebaran," katanya.
Sebelumnya pemerintah secara resmi mengumumkan kenaikan harga BBM bersubsidi. Pengumuman itu disampaikan Menteri ESDM, Jero Wacik yang mengatakan, harga jual bensin menjadi Rp 6.500 per liter, sedangkan harga jual solar menjadi Rp 5.500 per liter.
"Harga tersebut berlaku serentak di seluruh wilayah Republik Indonesia terhitung sejak tanggal 22 Juni 2013 pukul 00.00 WIB. Demikian pengumuman ini untuk diketahui dan dilaksanakan," ujar Menteri dari Partai Demokrat ini.
Opsi kenaikan harga BBM tersebut dipilih pemerintah agar alokasi BBM bersubsidi, dapat lebih tepat sasaran kepada masyarakat yang membutuhkan dan menghindarkan upaya penyelundupan. Namun, kenaikan harga BBM bersubsidi akan berdampak kepada masyarakat kurang mampu dan berpotensi menambah jumlah angka kemiskinan sebanyak empat juta orang.