Sabtu 22 Jun 2013 16:23 WIB

Garuda Indonesia: Kabut Asap Timbulkan Efek Domino

Rep: Ira Sasmita/ Red: Karta Raharja Ucu
Sejumlah pesawat milik Maskapai Garuda Indonesia parkir di Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Cengkareng, Banten.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Sejumlah pesawat milik Maskapai Garuda Indonesia parkir di Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Cengkareng, Banten.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Vice President Corparate Communication PT Garuda Indonesia, Pujobroto mengatakan, kabut asap di Sumatra menimbulkan efek domino bagi penerbangan armada Garuda Indonesia.

Sebab, kabut asap itu mengganggu rotasi jadwal penerbangan domestik. "Ada efek domino, karena berdampak pada rotasi pesawat. Akibat asap, banyak penerbangan yang terpaksa 'delay', dan itu berpengaruh pada penerbangan pada rute yang lain," kata Pujobroto saat dihubungi ROL, Sabtu (22/6).

Kabut asap akibat kebakaran hutan di Riau, menurut Pujobroto mulai dirasakan sejak awal Juni. Selama sepekan terakhir, disebutkannya, tidak hanya penerbangan menuju dan dari Riau yang terganggu. Tetapi juga berdampak pada penerbangan dengan tujuan Singapura.

Memang, lanjut Pujobroto, kabut asap tidak sampai mengakibatkan pembatalan penerbangan. Kondisi asap yang sulit diprediksi mengakibatkan sejumlah penerbangan terpaksa ditunda. Karena jarak pandang yang rendah tidak memungkinkan pesawat untuk berangkat atau mendarat sesuai waktu yang telah ada di jadwal.

Pujobroto menyontohkan penerbangan ke Pekanbaru. Rata-rata penerbangan Garuda ke ibu kota Provinsi Riau itu enam kali setiap hari. Namun, akibat kabut asap, penerbangan terpaksa ditunda selama satu hingga dua jam. Padahal, pesawat itu selanjutnya dijadwalkan untuk melakukan rute ke kota lain.

"Jadi efek dominonya berpengaruh pada penerbangan ke kota lain.Karena pesawat itu juga dijadwalkan untuk terbang ke kota lain," ungkapnya.

Begitu pula penerbangan dengan tujuan ke Singapura. Karena kabut asap, pihak bandara di Singapura memberikan catatan tentang waktu pendarata. Akibatnya, kerap kali penerbangan harus ditahan hingga 45 menit.

"Kerugiannya lebih kepada ketepatan dan pelayanan. Karena kami kan mengutamakan ketepatan waktu," jelas Pujobroto.

Karenanya, Pujobroto berharap pemerintah segera mencari jalan terbaik untuk menanggulangi dampak kebakaran hutan di Riau tersebut. Sebab, bila kabut asap teru terjadi, dikhawatirkan akan berdampak pada lalu lintas penerbangan dalam dan luar negeri.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement