Ahad 23 Jun 2013 16:25 WIB

Puluhan Warga Parungkuda Sukabumi Terjangkit Chikungunya

Rep: riga/ Red: Djibril Muhammad
Nyamuk Cikungunya
Nyamuk Cikungunya

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI — Penyebaran penyakit Chikungunya di Sukabumi semakin meluas. Awalnya, penyakit yang ditularkan melalui nyamuk ini hanya menyerang warga Kota Sukabumi.

Namun kini menimpa puluhan warga di Kampung Belentek RT 02 RW 01 Desa Langensari, Kecamatan Parungkuda, Kabupaten Sukabumi.

Data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sukabumi menyebutkan, jumlah warga yang terserang Chikungunya di kampung tersebut mencapai 36. "Penyakit ini menyerang dalam beberapa hari terakhir ini," ujar Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinkes Kabupaten Sukabumi, Harun Alrasyid, kepada wartawan, Ahad (23/6).

Data sementara tercatat sebanyak 36 warga dari 15 kepala keluarga (KK) yang dinyatakan suspect Chikungunya. Menurut Harun, gejala yang dialami puluhan warga ini sama yakni sakit pada persendian atau tulang.

Selain itu mengalami gejala panas tinggi dan kurang nafsu makan.Harun mengatakan, penyakit ini tidak menyebabkan kematian. Namun, gejala berupa sakit pada persendian yang menyebabkan kelumpuhan sementara menyebabkan warga khawatir.

Ditambahkan Harun, Dinkes sudah memberikan pengobatan maksimal kepada warga. Hasilnya, kondisi sebagian warga mulai sehat kembali.

Ke depan, kata Harun, untuk mencegah penyebaran penyakit Chikungunya masyarakat harus menggiatkan kembali perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Langkah ini dinilai lebih efektif dibandingkan dengan kegiatan fogging.

Kader Forum Silaturahmi Sukabumi Sehat (FSKSS) Kabupaten Sukabumi, Rusli Siregar menerangkan, permukiman warga yang terkena Chikungunya memang kurang bersih. "Banyak tumbuhan liar dan genangan air," imbuh dia.

Akibatnya, kawasan tersebut menjadi sarang nyamuk.Kasus Chikungunya sebelumnya menimpa sebanyak 399 orang warga Kota Sukabumi. Ratusan warga tersebut terserang Chikungunya sejak Januari hingga Mei 2013 lalu.

"Penderita Chikungunya memang mengalami lonjakan dibandingkan tahun sebelumnya," ujar Kepala Seksi Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Sukabumi, Irma Agristina.

Pada 2012 lalu, total kasus Chikungunya sepanjang satu tahun hanya sebanyak 53 kasus. Tingginya kasus Chikungunya, Irma melanjutkan, disebabkan faktor pergantian musim dari hujan ke kemarau atau pancaroba. Masa peralihan ini berpotensi besar pada penyebaran penyakit termasuk

Chikungunya dan demam berdarah dengue (DBD).Selain pengaruh musim, terang Irma, faktor lainnya yakni kurang maksimalnya gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN). Dampaknya, banyak lokasi yang menjadi tempat berkembangnya nyamuk.

Dinkes, Irma mengungkapkan, telah melakukan penyuluhan pentingnya gerakan 4M yakni menguras, menutup, mengubur, dan memantau jentik nyamuk. Terakhir, pemerintah melakukan upaya fogging di lokasi yang terdapat kasus Chikungunya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement