REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Sejumlah nelayan di pesisir laut Muaragembong, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, menyiasati kerugian akibat kenaikan bahan bakar minyak dengan menjalani pekerjaan sampingan, salah satunya dengan memulung sampah
.
"Ada yang mencari tambahan penghasilan dari memulung sampah plastik, menjadi supir ojek, dagang, dan lainnya," kata koordinator nelayan Tarumajaya, Sudarsono, di Cikarang, Ahad (23/6).
Menurutnya, kenaikan harga BBM pada Jumat (21/6) langsung memberikan dampak negatif pada sebagian besar nelayan tradisional di wilayah setempat. "Kenaikan harga BBM bukan hanya berpengaruh pada meningkatnya biaya operasional melaut, tetapi juga berdampak pada lonjakan harga kebutuhan pokok," katanya.
Menurutnya, kenaikan harga kebutuhan pokok yang harus ditanggung keluarga nelayan pascakenaikan harga BBM berkisar Rp 1.000 hingga Rp 5.000. "Selama ini saja, hasil tangkapan nelayan belum tentu bisa menutupi biaya operasional. Apalagi saat cuaca buruk seperti saat ini," katanya.
Menurutnya, satu-satunya solusi mengatasi kesulitan keuangan adalah dengan bekerja sampingan.
"Dengan mengojek atau menjual sampah plastik, penghasilan mereka bisa bertambah rata-rata 15 hingga 20 persen. Minimal bisa tetap setara seperti saat BBM belum naik," katanya.