Senin 24 Jun 2013 12:37 WIB

AS Berupaya Cegah Snowden Dapat Suaka

Rep: Nur Aini/ Red: Mansyur Faqih
 Seorang pengunjuk rasa memegang poster foto Edward Snowden, mantan karyawan CIA yang membocorkan informasi rahasia tentang program pengintaian AS, di luar gedung Konsulat Jenderal AS di Hong Kong, Kamis (13/6).    (AP/Kin Cheung)
Seorang pengunjuk rasa memegang poster foto Edward Snowden, mantan karyawan CIA yang membocorkan informasi rahasia tentang program pengintaian AS, di luar gedung Konsulat Jenderal AS di Hong Kong, Kamis (13/6). (AP/Kin Cheung)

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat berupaya mencegah pembocor rahasia intelijen AS, Edward Snowden pergi ke Ekuador untuk mendapatkan suaka. Mereka memperingatkan negara-negara Barat menolak perjalanan internasional Snowden.

Namun, Snowden pergi dari Hong Kong lewat Rusia untuk ke Ekuador. Hal ini menjadi tamparan bagi upaya Washington untuk mengekstradisi Snowden dengan tuduhan spionase. Pesawat yang membawa Snowden mendarat di Moskow pada Ahad (23/6) waktu setempat. 

Kelompok Wikileaks mengatakan Snowden akan ke Ekuador melalui rute aman untuk mendapatkan suaka. Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Ekuador, Ricardo Patino berkicau tentang penerimaan suka Snowden. "Pemerintah Ekuador telah menerima permintaan suaka dari Edward J #Snowden."

Perjalanan Snowden tersebut menjadi pukulan bagi hubungan AS dengan Rusia. Senator AS, Charles Schumer menuduh Presiden Rusia, Vladimir Putin mungkin tahu dan menyetujui penerbangan Snowden ke Rusia. Dia memperingatkan adanya konsekuensi serius bagi hubungan AS-Rusia. Kedua negara sebelumnya berada dalam ketegangan karena perang Suriah. 

"Putin selalu bersemangat untuk menusuk mata Amerika Serikat, apakah itu Suriah, Iran, dan sekarang tentu dengan Snowden, " ujarnya dikutip Reuters, Senin (24/6). 

Dia juga melihat keterlibatan pemerintah Cina. Mereka membiarkan Snowden meninggalkan wilayah Cina meski ada permintaan ekstradisi dari AS. Snowden yang pernah bekerja di Badan Keamanan Nasional AS di Hawai kemudian bersembuyi di Hongkong karena membocorkan rincian program pengawasan AS. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement