REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) memperkirakan, dibutuhkan dana sekitar Rp 20 miliar untuk mengatasi masalah asap akibat kebakaran hutan dan lahan di Riau.
"Dana Rp 20 miliar itu untuk seluruh kegiatan mengatasi kebakaran lahan dan asap di Riau. Mulai dari upaya modifikasi hujan buatan hingga pemadaman dengan menggunakan bom air," kata Kepala Unit Pelayanan Teknis Hujan Buatan BPPT, Heru Widodo, Senin (24/6).
Menurut Heru, hujan buatan telah beberapa kali digunakan untuk mengatasi masalah asap di beberapa wilayah. Seperti di Koda Dumai dan Kabupaten Bengkalis. Namun belum bisa sepenuhnya memadamkan api dan mengatasi menghilangkan asap.
Pemantauan titik api di kawasan itu, lanjutnya, juga terus dilakukan untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya kebakaran. "Seperti kata wakil gubernur Riau kemarin, saat ini Riau telah tanggap darurat. Artinya, kasus kebakaran lahan penyebab asap sudah sangat luar biasa," katanya.
Ia mengatakan, BPPT menargetkan bisa mengatasi persoalan kabut asap dalam waktu satu bulan. Caranya, dengan melakukan modifikasi cuaca dan pemadaman langsung. "Namun tenggang waktu ini tidak pasti, bisa lebih cepat dan bisa lebih lama. Tergantung dukungan cuaca," katanya.
Ia menambahkan, dana untuk mengatasi masalah itu kemungkinan juga akan bertambah. Jika waktu yang dibutuhkan untuk memadamkan kebakaran hutan dan lahan tambah lama.