REPUBLIKA.CO.ID, KEBON SIRIH -- DPRD DKI Jakarta menilai penambahan jalur busway dan penataannya dapat berdampak pada penambahan pemakaian badan jalan.
Penambahan jalur tersebut pun dapat 'memakan' jalur hijau yang baru saja dibenahi. Ketua Komisi B DPRD DKI Jakarta Slamet Nurdin mengatakan Pemprov DKI dapat saja memiliki ide mengenai masalah Transjakarta.
Akan tetapi, seharusnya mereka memenuhi kebutuhan dasar yang mendesak terlebih dahulu."Penuhi dulu penambahan bus, sterilisasi jalur busway dan peningkatan perawatan bus, jangan sampai ada lagi bus yang meledak lagi," ujarnya pada Republika, Senin (24/6).
Slamet mengingatkan, penataan shelter jangan sampai seperti pembangunan jalur busway di Koridor 11 Pulogebang - Kampung Melayu.
Pembangunan shelter disana menghabiskan banyak pohon. Akan tetapi, kompensasi penggantian pohon tidak ada. Begitu juga dengan ketersediaan SPBG untuk transjakarta jika penambahan bus telah dilakukan. Saat ini ketersediaan gas untuk bahan bakar transjakarta belum memadai.
Slamet mengusulkan pengadaan gas dilakukan sendiri oleh Pemprov DKI Jakarta. Karena, janji Pertamina untuk membuat SPBG hingga saat ini belum ada realisasinya.
Harusnya Pemprov dapat menghitung rasio kebutuhan gas dengan ketersediaannya terhadap bus yang ada. Menurutnya, pengadaan gas saat ini tidak menarik investasi swasta karena untungnya yang kecil.