REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA--Salah satu agenda Forum Anak Nasional 2013 yang dibuka Ahad (23/6) lalu adalah mendorong kabupaten/kota di seluruh Indonesia untuk menuju Kota Layak Anak. Melalui KLA, kesejahteraan anak anak masuk dalam semua sektor perencanaan pembangunan.
"Dengan demikian, tumbuh kembang anak Indonesia akan optimal dan hak-hak mereka terpenuhi," katanya.
Pertemuan dimaksudkan untuk meningkatkan kapasitas bagi pengurus Forum Anak Provinsi dan Kabupaten/Kota se Indonesia. Pertemuan kali ini mengangkat tema utama nasionalisme, persaudaraan, dan kebhinekaan." Tema tersebut dipilih untuk merespons dan mengantisipasi fenomena sosial menurunnya semangat nasionalisme dan jiwa patriotisme serta persaudaraan atau kesetiakawanan sosial antar anak.
Tahun ini, FAN diikuti 450 anak berusia 12-18 tahun perwakilan dari seluruh provinsi di Indonesia. Dalam ajang ini, anak-anak akan mengungkapkan pendapat dan gagasannya soal tiga tema utama pertemuan itu.
alah satu peserta FAN adalah Nurul Indriyani, remaja asal Grobogan yang akan mewakili Asia Pasifik dalam forum Malala Day di Gedung Pusat PBB di New York, Amerika Serikat. Dia diundang karena upayanya dalam mencegah pernikahan dini di kalangan remaja di daerahnya.
Pertemuan FAN ini dilaksanakan dalam rangkaian perayaan Hari Anak Nasional tanggal 23 Juli 2013 yang di satu sisi diharapkan dapat memberikan inspirasi anak-anak untuk bangga menjadi anak Indonesia dan termotivasi untuk berprestasi, dan di sisi lain pertemuan FAN merupakan apresiasi atau penghargaan bagi anak-anak daerah yang telah memiliki prestasi dan aktif berpartisipasi di lingkungan masing-masing.
Pada Malam Penganugerahan yang akan dilakukan di Kepatihan, tiga Tunas Muda Pemimpin Indonesia 2013 yang diraih oleh Daerah Istimewa Yogyakarta hadir bersama enam Tunas Muda Pemimpin Indonesia 2013 lainnya akan diberi penghargaan.
Forum Anak Nasional 2013, pada hari Senin 24 Juni, para peserta yang terdiri dari anak-anak usia 12-18 tahun ini akan mengunjungi Akademi Angkatan Udara, Museum Dirgantara, pemakaman masal korban erupsi gunung Merapi 2010, dan melakukan penanaman pohon. Mereka juga akan belajar teknologi yang menyenangkan bagi anak sekaligus peresmian Kampung Pintar Pandes Bantul.