Selasa 25 Jun 2013 06:22 WIB

'Ormas Bentrok Karena Eksistensi'

Rep: Wahyu Syahputra/ Red: A.Syalaby Ichsan
Bentrok/ilustrasi
Foto: pesatnews
Bentrok/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, SEMANGGI -- Sosiolog dari Universitas Indonesia, Richardi Adnan mengatakan, probelem eksistensi menjadi penyebab utama bentrokan ormas yang belakangan ini marak terjadi.

Richardi menjelaskan, problem eksistensi tersebut terbagi menjadi dua. ''Masalah ekonomi dan sejarah,'' katanya, Senin (24/6). Masalah ekonomi terkait dengan penguasaan lahan seperti lahan parkir yang sekarang menjadi 'catutan' ormas tertentu. Awalnya, tidak akan bermasalah.

Namun, ketika lahan itu menjadi sumber kehidupan bagi anggota ormas, masalah tersebut menjadi runcing dan sangat sensitif jika terkait pendudukan dari ormas yang berbeda. ''Setiap ormas ingin menguasai dan melindungi lahan garapannya,'' katanya.

Masalah kedua adalah sejarah dari ormas tersebut. Ormas selalu memiliki kebanggaan terhadap sejarahnya. Bahkan sudah memasuki identitas anggotanya masing masing.

Sejarah tersebut menyangkup kepada peristiwa keributan yang pernah terjadi antara ormas-ormas tertentu di tahun sebelumnya.''Jadi masalah sepele bisa menjadi masalah yang sangat besar,'' katanya.

Seperti diketahui, posko FBR di Gandaria, Rawa Simprug dan Pesangrahan di Jakarta Selatan hangus terbakar dalam waktu setengah jam, mulai pukul 23.00 WIB sampai 23.30 WIB, Ahad (23/6) oleh sekelompok orang tidak dikenal. Dari pengrusakan tersebut, dua orang luka-luka dan harus dilarikan ke rumah sakit.

Ketua FBR Luthfi Hakim mengatakan, dari keterangan yang diterima anggotanya, kelompok yang membakar tiga posko FBR adalah kelompok yang juga membunuh anggota FBR beberapa pekan lalu di Jalan Bangka, Jakarta Selatan.''Pelakunya sama seperti beberapa minggu lalu,'' katanya, Senin (24/6).

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement