Selasa 25 Jun 2013 14:00 WIB

Pengusaha Travel Ramai-Ramai Naikkan Tarif Hingga Rp 15 Ribu

Rep: Arie Lukihardiantie/ Red: Nidia Zuraya
Kantor agen travel Cipaganti (ilustrasi)
Foto: Bayoe.com
Kantor agen travel Cipaganti (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Akhir pekan kemarin, secara resmi, pemerintah menaikkan harga jual bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Pascaputusan tersebut, jajaran Organisasi Pengusaha Angkutan Darat (Organda) telah mengajukan usul kenaikan tarif. Kenaikan tarif yang diusulkan sebesar 30 persen.

Walaupun belum ada persetujuan, beberapa operator angkutan darat, seperti travel, ternyata, sudah menaikkan tarifnya. Rata-rata, kenaikan tarif travel tersebut sekitar Rp 10 ribu-Rp 15 ribu. Hal tersebut, diakui Ketua Himpunan Pengusaha Travel (Hipatra) Kota Bandung, Andrew Arristianto.

Menurut Andrew, terjadinya kenaikan harga premium dan solar bersubsidi membuat para pelaku usaha travel menyesuaikan tarif. "Sebagian, ada yang sudah menaikkan tarifnya kemarin (Senin, 24/6). Tapi, belum seluruh travel di Bandung yang tarifnya naik," ujar Andrew kepada wartawan, Selasa (25/6).

Diperkirakan, kata Andrew, pada pekan ini, beberapa pelaku usaha travel pun kembali melakukan penyesuaian tarif. Secara rata-rata, kenaikan tarif travel tersebut sebesar Rp 10 ribu-Rp 15 ribu per orang. Misalnya, sebuah travel, yang biasanya, tarifnya sekitar Rp 50 ribu per orang, kini Rp 60-65 ribu per orang.

Dikatakan Andrew, ada beberapa hal yang menjadi bahan pertimbangan terjadinya kenaikan tarif sebesar itu. Diantaranya, naiknya biaya perawatan seiring dengan terjadinya kenaikan harga BBM, spare parts, kemacetan, ditambah kondisi ruas Jalan Bandung-Jakarta. "Saya kira, seandainya pertimbangannya total biaya operasional, kenaikan tarif sekitar Rp 10 ribu-15 ribu itu masih kecil," katanya.

Akan tetapi, aku Andrew, para pelaku travel sulit menaikkan tarif lebih tinggi lagi. Pasalnya, jelas dia, jika menaikkan tarif lebih tinggi lagi, hal itu sangat berpotensi memberatkan konsumen. "Bisa-bisa, konsumen memilih transportasi lain karena rute Bandung-Jakarta tidak hanya dioperasikan sejumlah travel, tetapi juga kereta api dan bus," tuturnya.

Andrew memprediksi, naiknya tarif travel sekitar Rp 10 ribu-Rp 15 ribu per orang itu dapat menyebabkan load factor merosot. Apalagi, menjelang Ramadhan dan Idul Fitri, penumpang travel memang cenderung sepi. Namun, kondisi travel rute Bandung-Jakarta akan kembali normal usai Idul Fitri 2013.

Menyikapi lesunya volume penumpang tersebut, Andrew mengatakan, pihaknya menyiapkan beberapa strategi. Diantaranya, membuat beberapa program, promosi, dan meningkatkan sistem pelayanan.

 

Selain itu, kata dia, pihaknya pun memiliki beberapa rencana jangka menengah. Diantaranya, melakukan peremajaan armada. Misalnya, mengganti armada atau kendaraan yang lebih irit dan hemat bahan bakar. ‘’Tapi, hal itu masih merupakan wacana. Karena, kami masih membahasnya," kata Andrew.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement