REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Harga telur ayam per kilogram (kg) di pasaran, kini telah mengalami kenaikan. Harga telur ayam per kg yang semula hanya sekitar Rp 16 ribu - Rp 17.500, kini sudah di angka Rp 20 ribu.
Hal tersebut diakui para pedagang telur yang berdagang di Pasar tradisional Kemiri Muka, Kecamatan Beji, Depok, Jawa Barat. Seorang pengelola agen telur ayam di Pasar Kemiri Muka, Rudi, mengatakan, bahkan nilai kenaikan sangat signifikan.
"Kenaikan mula-mula dari Rp 17.500 ke Rp 18.000. Dari Rp 18.000 ke Rp 19.500, dan sekarang naik lagi Rp 500. Jadi Rp 20 ribu per kg," ujarnya kepada Republika, Selasa (25/6), yang ditemui sedang mengatur tatanan barang dagangannya.
Rudi mengatakan, kenaikan tersebut pun berlangsung secara bertahap, dimulai sejak awal Juni hingga sekarang. Secara tak langsung, ia juga menyebut, kenaikan telur ayam sebagai dampak dari naiknya harga BBM bersubsidi. "Pasti lah demikian. Sebab kan, transportasi pengiriman juga pakai BBM," ujarnya.
Naiknya telur ayam menjadi Rp 20 ribu per kg ini, kira-kira sudah terjadi selama lima hari. Ia menjelaskan, terkait kenaikan harga telur ayam ini sesungguhnya, pemilik kios seperti Rudi masih membeli pasokan telur ayam dengan harga yang normal.
"Kami beli per peti ini harganya sebenarnya masih sama yaitu, sekitar Rp 273 ribu," kata Rudi.
Akan tetapi, karena beberapa faktor yang datangnya juga disebabkan dari penyuplai dan hal lain, maka harga telur ayam pun turut naik. Contoh kerugian yang dirasakan pedagang seperti Rudi ini ialah, tak sesuainya berat telur ayam dalam satu peti yang dikirimkan suplier.
Satu peti telur ayam, katanya seberat 15 kg. Namun, kenyataannya kadang berat telur ayam tidak seperti kenyataannya. Biasanya ada yang busuk dan selama pengiriman bahkan telur ayam pun mengalami penguapan.
Rudi mengungkapkan, sejak naik, para pembeli telur ayam yang datang ke tempatnya pun berkurang. Ini terjadi biasanya pada pangsa pembeli, seperti ibu-ibu rumah tangga. "Ya, jelas, jadi turun. Terutama ibu-ibu. Sekarang beli hanya 3/4 kilo hanya setengah," katanya.
Keuntungan bersih berdagang telur ayam yang didapatkan pedagang sepertinya pun tak banyak. Dari setiap kg, Rudi hanya menerima keuntungan Rp 700.
Meski tengah mengalami kenaikan, tetapi ia mengatakan pasokan pengiriman stok telur ayam dari suplier yang berlokasi di Jalan Sawangan Raya, Depok, itu tak terganggu.Pengiriman telur dari Sawangan itu ke kiosnya, tetap berjalan setiap dua hari sekali.