Selasa 25 Jun 2013 23:08 WIB

7.000 Orang Masih Terjebak di Banjir India

Banjir di India.
Foto: AP Photo
Banjir di India.

REPUBLIKA.CO.ID, NER DELHI -- Lebih dari tujuh ribu orang masih terjebak di pegunungan Uttarakhand. Mereka terjebak hampir sembilan hari setelah banjir musim hujan menggenangi seluruh negara bagian di India Utara itu. Banjir tersebut menewaskan ratusan orang dan merendam kota kecil serta jalan raya.

Pemerintah India pada Selasa menyatakan cuaca buruk sejak Senin pagi (24/6) telah menghambat operasi pertolongan di lereng curam negara bagian berbukit tersebut. Itu merupakan tempat personel Angkatan Darat India mengoperasikan lebih dari 50 helikopter guna mengungsikan orang yang terjebak di pegunungan.

"Sejauh ini, lebih dari 85 ribu orang, kebanyakan peziarah Hindu, telah diungsikan. Sebanyak tujuh ribu orang masih menunggu diungsikan sementara hujan dan tanah longsor baru di seluruh negara bagian tersebut kadangkala telah menghalangi operasi pertolongan," kata seorang pejabat senior yang tak ingin disebutkan jati dirinya.

Ia juga mengatakan Angkatan Udara India telah mengerahkan personel pasukan komando dalam operasi pertolongan di Uttarakhand, demikian dilaporkan Xinhua. "Personel pasukan komando dikerahkan untuk bertugas sehingga operasi pengungsian udara mereka tak sepenuh terhambat oleh cuaca buruk," tambah pejabat tersebut.

Sementara itu, Menteri Penanganan Bencana di negara bagian tersebut Yashpal Arya Uttarakhand sebelumnya menyebutkan hampir delapan ribu orang dikhawatirkan tewas. "Bencana tersebut sangat besar sehingga jumlah korban jiwa dapat lebih dari jumlahnya saat ini. Gambarannya diduga akan lebih jelas dalam beberapa hari ke depan."

Uttarakhand terkenal di kalangan peziarah Hindu karena sejumlah sungai dan tempat sucinya. Kali imi. umat Budha dilanda apa yang dijuluki sebagai "tsunami Himalaya" pada 16 Juni. Negara bagian tersebut dikatakan telah menerima curah hujan paling banyak dalam 60 tahun belakangan.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement