REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Menteri Luar Negeri Arab Saudi Saud al-Faisal, Selasa (25/6), memperingatkan mengenai resiko keterlibatan pasukan asing dalam krisis Suriah. Sementara itu, Saudi tetap berikrar akan memberi bantuan lebih lanjut buat Oposisi Suriah.
Dalam pernyataan bersama Menteri Luar Negeri AS John Kerry, yang sedang berkunjung, di Kota Jeddah, Arab Saudi, al-Faisal mengatakan negaranya menganggap peran Iran dan kelompok Hizbullah dari Lebanon di Suriah sebagai hal yang berbahaya.
Beberapa negara Arab, bersama Barat, menyatakan tentara Pemerintah Suriah memerangi gerilyawan dengan bantuan petempur Hizbullah, dan mereka menerima senjata canggih dari sekutu lama Damaskus, Iran. Al-Faisal menyerukan larangan aliran senjata buat tentara Suriah.
Namun pada saat yang sama, laporan Xinhua yang dikutip, Rabu (26/6), ia berjanji akan menyediakan bantuan militer buat oposisi untuk mempertahankan diri mereka.
Sementara itu, Kerry menekankan pertemuan Jenewa, yang diusulkan AS-Rusia dan akan digelar Juli, adalah peluang untuk menyelesaikan krisis di Suriah. Pertemuan itu, menurut rencana awalnya, akan dihadiri oleh para pejabat Pemerintah Damaskus dan wakil oposisi. Namun, saat Presiden Suriah Bashar al-Assad telah setuju mengirim delegasi ke konferensi tersebut, namun kemudian keberatan hadir di Jenewa.