REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Renovasi besar-besaran yang kini sedang dilakukan di Masjidil Haram membuat pemondokan jamaah tidak bisa lagi berjarak dekat dengan Masjidil Haram di Makkah, Arab Saudi.
Menurut Ketua Daerah Kerja (Daker) Makkah Arsad Hidayat, dalam masa haji nanti pemondokan jamaah akan berjarak 700 meter hingga paling jauh 2.750 meter dari Masjidil Haram.
"Perombakan membuat pemondokan jamaah tidak lagi bisa dekat seperti tahun-tahun sebelumnya," kata Arsad di sela-sela pembekalan petugas haji di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur, Rabu (26/6).
Menurut Arsad, pemondokan jamaah Indonesia relatif lebih dekat dibandingkan dengan jamaah dari India, Pakistan, atau Bangladesh. Pemondokan jamaah asal India berjarak 7-8 kilometer dari Masjidil Haram dan Pakistan 5-6 kilometer.
Adapun bila dibandingkan dengan jamaah Malaysia yang jumlahnya hanya 28 ribu orang, Indonesia lebih kompetitif karena harga sewa pemondokan yang lebih murah meski jaraknya tak jauh berbeda dengan pemondokan Indonesia.
Harga sewa pemondokan Indonesia di Makkah rata-rata 5.000 riyal, sedangkan Malaysia, ungkap Arsad, harus menyewa di harga 6.000-7.000 real. "Jadi kita upayakan dekat dengan harga seminimal mungkin," katanya.
Kendati relatif jauh, kata Arsad, jamaah tidak perlu khawatir. Permasalahan jarak ini teratasi dengan adanya sarana transportasi yang disediakan. Jamaah tidak perlu capek capek berjalan kaki menuju Masjidil Haram karena sudah tersedia angkutan bus Shalawat.
Angkutan ini beroperasi selama 24 jam, berangkat lebih awal (1-2 jam) sebelum waktu shalat. Pulang lebih lambat (1-2 jam) setelah shalat.