Kamis 27 Jun 2013 11:57 WIB

Perangi Asap, BPPT dan BNPB Datangkan Dua Pesawat Asing

Rep: Ani Nursalikah/ Red: Hazliansyah
Api membara akibat pembakaran pelepah di lahan milik warga di Kecamatan Tapung, Kabupaten Kampar, Riau, Senin (24/6). Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta semua pihak menghentikan pembakaran lahan yang bisa mengakibatkan kebakaran, dan meminta maaf at
Foto: Antara Foto
Api membara akibat pembakaran pelepah di lahan milik warga di Kecamatan Tapung, Kabupaten Kampar, Riau, Senin (24/6). Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta semua pihak menghentikan pembakaran lahan yang bisa mengakibatkan kebakaran, dan meminta maaf at

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Untuk mengatasi kabut asap yang melanda Pekanbaru, Riau, tim BPPT dan BNPB berencana akan mendatangkan dua pesawat asing. Pesawat tersebut adalah BE-200 dan helikopter Kamov asal Rusia.

Pesawat tersebut berfungsi sebagai pesawat water bombing atau pengangkut bom air. 

"Mendatangkan pesawat itu tergantung cuaca yang ada. Kalau nanti cuacanya ekstrem mungkin akan didatangkan," ujar Kepala Unit Pelaksana Teknis Hujan Buatan BPPT Heru Widodo, Kamis (27/6). 

Namun, dengan adanya hotspot (titik api) yang semakin banyak di hampir beberapa provinsi di Indonesia, seperti Kalimantan Barat dan Jambi tidak menutup kemungkinan pesawat bombing itu didatangkan. Sejauh ini, untuk hujan buatan dikerahkan satu pesawat Hercules milik TNI AU dan satu jenis Cassa.

"Yang jelas kita akan mengoptimalkan kemampuan di dalam negeri. Kalau semakin ektrem mungkin akan didatangkan dari luar negeri," ujar Heru saat ditemui di Auditorium BPPT.

Selain itu, sebanyak 600 personel TNI telah dikirim dari pusat untuk membantu proses pemadaman api. Apakah nantinya jumlah itu akan ditambah, perlu evaluasi kembali.

Menghadapi musim kemarau yang baru dimulai dan berlangsung hingga empat bulan ke depan, Heru mengatakan, akan membuat tiga posko.

Satu posko di Jakarta berfungsi sebagai posko utama sebagai suplai bahan semai. Dua posko lainnya berada di Sumatra dan Kalimantan. Namun, pembentukan posko untuk antisipasi kebakaran hutan ini masih dalam tahap pembicaraan dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement