REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kembalinya Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo pada rangking wahid di survei politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dinilai menunjukkan menguatnya komponen figur ketimbang partai politik.
Pakar psikologi politik Universitas Indonesia Hamdi Muluk saat membahas hasil jajak pendapat P2P LIPI mengatakan, tokoh-tokoh capres itu menunjukkan semakin kuatnya personalisasi.
"Jokowi itu personalisasi sekali, jauh lebih kuat mengalahkan yang lain. Gejala personalisasi politik yang luar biasa mengakibatkan kinerja politik ga laku sama sekali," ujarnya, di Jakarta. Kamis (27/6).
Koordinator survei, Wawan Ichwanuddin mengatakan, dari 1799 responden, sebanyak 22.9 persen tidak menjawab saat dinyatakan tentang pilihan partai politik tersebut. Survei dilakukan pada 10-31 Mei 2013 dengan margin of error 2.31 persen dan tingkat kepercayaan terhadap survei sebesar 95 persen.
Jajak pendapat dilakukan di seluruh provinsi di Indonesia, di semua wilayah tingkatan mulai dari provinsi, kabupaten/kota, kelurahan dan pedesaan.
Survei dilakukan dengan teknik wawancara langsung dengan tatap muka. Dimana satu pewawancara mewawancarai 20 responden.
Survei dengan metode multi random sampling itu dilakukan pada wilayah perkotaan dan pedesaan dengan perbandingan 50:50. Responden laki-laki dan perempuan juga sama besarnya, 50 : 50.