REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar menggelar pertemuan dengan sejumlah tokoh di DPRD Jabar, Jumat (28/6) sore. Pertemuan ini untuk mencari solusi terkait tayangan iklan dan sinetron di televisi. Tokoh masyarakat Jabar yang hadir antara lain, Tjeje Padmadinata, Dindin S Maolani, Memet Hamdan, Uu Rukmana, dan lain-lain.
Forum yang memberi kesempatan setiap tokoh menyampaikan pendapat tersebut ternyata menjadi ajang yang cukup kritis. Praktisi hukum Dindin S Maolani misalnya, menilai persoalan dual job yang dilakukan Deddy penting dikritisi. Mengingat posisinya sebagai pejabat publik.
Sebagai Wagub, menurut Dindin, posisi Deddy penting bagi kesejahteraan masyarakat. Namun, Deddy malah muncul dalam persoalan yang sifatnya komersial. "Kalau masih ngagugulung iklan, kapan mau menyejahterakan rakyat? Padahal itu tugas pokok wagub," katanya.
Dindin menilai iklan dan syuting itu urusan pribadi dan keluarga. Ia mengkritik Deddy yang terkesan mengesampingkan persoalan kalau syuting hanya dilakukan pada Sabtu-Ahad. "Jika soal kepatutan disampingkan begitu. Bukan hanya Ahad, Senin-Selasa juga bisa karena tidak diatur," katanya.
Sementara pengurus Partai Gerindra Jawa Barat Sunatra mengaku terkejut dengan pernyataan-pernyataan Deddy di media. Terutama tentang rencana melakukan syuting di hari Sabtu-Ahad. "Kalau Pak Wagub benar-benar hendak off di Sabtu-Ahad, berarti Pak Wagub ini pegawai Gedung Sate. Ini rekayasa media atau betul ucapan wagub. Setelah dikonfirmasi betul itu ucapan beliau," katanya.
Sunatra menilai tindakan Deddy tidak pantas mengingat tugas wagub yang butuh konsentrasi tinggi. Selain itu wagub juga punya peran penting dalam memajukan Jabar. "Gubernur yang bekerja serius perlu dibantu wagub yang fokus pula," katanya.