REPUBLIKA.CO.ID, RIO DE JANEIRO -- Final Piala Konfederasi 2013 antara Brasil melawan Spanyol di stadion Maracana berada di bawah bayang-bayang demonstrasi besar setelah warga Brasil menyeru di media sosial untuk menggelar protes menuntut perbaikan layanan umum.
Lebih dari 11 ribu polisi dan serdadu dimobilisasi di kota ini untuk menjamin keamanan 78 ribu penggemar sepakbola dari demonstrasi massa yang dua pekan lalu bahkan diikuti 1,5 juta orang.
Bagi negara yang jurang perbedaan antara miskin dan kayanya sangat besar ini, banyak orang yang marah atas alokasi anggaran sebesar 15 miliar dolar AS untuk penyelenggaraan Piala Dunia yang digelar mulai Juni tahun depan nanti.
Para demonstran merasa frustasi atas langkah pemerintah membangun stadion-stadion baru untuk Piala Dunia 2014 sementara pelayanan umum seperti transportasi, pendidikan dan kesehatan malah tak diperhatikan.
Sejumlah demonstrasi dari 300 ribu orang yang berpawai di Rio sepuluh hari lalu berakhir dengan kekerasan sporadis. Kelompok ini kemudian menyeru masyarakat untuk berkumpul hari Ahad (30/6) ini untuk melakukan demonstrasi damai.
Polisi telah meminta para ahli hukum untuk ada di lapangan setelah sebelumnya muncul laporan bahwa para demonstran telah dikerasi polisi. Presiden Brasil Dilma Rousseff tak akan menghadiri pertandingan final Piala Konfederasi 2013 pada Senin (1/7) dinihari WIB.