REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Mulai hari ini, Senin (1/7), secara resmi, para penumpang kereta rel listrik (KRL) di seluruh lintas Jabodetabek sudah menikmati layanan tarif progresif. Meski proses ujicoba sudah dilangsungkan sejak Ahad (30/6), tetapi di hari pertama penerapan itu, sejumlah penumpang masih saja bertanya-tanya soal tarif yang nilainya turun drastis tersebut.
Warga Depok Timur, Ani menyatakan senang karena harga tiket KRL commuteline tujuan Stasiun Sudirman, sudah tak lagi Rp 8.000. "Alhamdulillah, Rp 5.000 selisihnya itu jadi saya bisa pakai buat bayar angkot yang sekarang Rp 3.500," kata Ani kepada Republika, Senin (1/7).
Hal serupa juga turut dirasakan Fachrul yang kini bisa hemat hingga Rp 11 ribu setiap hari. "Jelas saya terbantu banget. Meski saya tadi kaget juga kasih uang Rp 10 ribu, kembalinya Rp 7.500," ucapnya.
Ia menerangkan, tidak sempat melihat daftar tarif progresif di Stasiun Tebet, tempat ia berangkat. Sehingga, ia sangat terkejut saat menerima kembalian uangnya, yang masih dapat digunakan untuk membayar ongkos KRL pulang nanti. "Jadi jumlah stasiun yang saya lalui itu hanya Rp 2.500. Harusnya sistem seperti ini dari dulu saja," sumringahnya.
Mahasiswa semester tiga ini berharap, agar sosialisasi tarif progresif semakin digencarkan tak hanya saat pelayanan di loket antrean.
Kepala Stasiun UI Akyadi menerangkan, kurangnya sosialisasi yang dirasakan penumpang, sebenarnya tak menjadi masalah. Sebab, pengenalan sistem e-ticketing sudah dilangsungkan sejak 1 Juni 2013. "Terkait tarif progresif pun, uji cobanya kemarin (30/6) sudah dijalankan," katanya.