REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Semen Indonesia Tbk memproyeksikan volume penjualan semen hingga akhir semester pertama sebesar 12 juta ton. Sekretaris Perusahaan Agung Wiharto mengungkapkan nilai ini tumbuh 20 persen bila dibandingkan dengan volume penjualan tahun sebelumnya.
"Sepanjang tahun kami targetkan naik 20 persen sehinga volume disesuaikan dengan pertumbuhan," ujar Agung di Jakarta, Senin (1/7). Volume penjualan yang telah diperoleh perseroan ini mencapai 50 persen dari target perseroan di akhir 2013, yaitu 25 juta ton.
Agung menambahkan Semen Indonesia mencatat pertumbuhan pendapatan sebesar 22 persen hingga semester pertama. Tahun lalu perseroan yang sebelumnya bernama Semen Gresik ini mencatat perolehan pendapatan sebesar Rp 19,6 triliun.
Pendapatan diperoleh dari pertumbuhan volume penjualan dan kenaikan harga. Sepanjang semester pertama Semen Indonesia telah menaikkan harga hingga 1,5 persen.
Agung mengungkapkan, perseroan kini tengah mengkaji kembali penyesuaian harga jual. Evaluasi itu disebabkan oleh kenaikan biaya operasional, terutama biaya transportasi.
"Kalau ada kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) mungkin naiknya bisa 5-6 persen," kata Agung. Namun ia menyatakan kenaikan harga hingga akhir tahun hanya akan berkisar 4 persen.
Hingga semester pertama, Semen Indonesia telah menyerap belanja modal sebesar 30 persen. Awal tahun lalu perseroan menganggarkan belanja modal sebesar Rp 4 triliun. Realisasi belanja modal dipakai untuk pembangunan pabrik di Rembang dan Padang serta pembangunan power plant dan pabrik pengemasan .