REPUBLIKA.CO.ID, PANDEGLANG -- Direktur Eksekutif Yayasan Ujung Kulon Indonesia (Yukindo) Enjat Sudrajat mengingatkan pentingnya partisipasi berbagai pihak untuk turut melestarikan badak jawa yang hidup di Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK), Kabupaten Pandeglang, Banten.
"Kalau semua pihak, termasuk masyarakat terlibat, upaya pelestarian badak jawa akan lebih maksimal. Bahkan keinginan untuk terus menambah populasi badak jawa bisa cepat terwujud," katanya di Pandeglang, Senin (1/7).
Ia menyatakan, Yukindo siap menjadi mitra dari pihak yang ingin membantu upaya pelestarian badak jawa yang hidup di Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK) Pandeglang. Bahkan, kata dia, Yukindo siap menjadi mitra dari pihak yang ingin berpartisipasi dalam penyelamatan hewan dilindungi tersebut.
"Bisa saja ada pihak yang ingin ikut melestarikan badak jawa, tapi tidak memungkinkan untuk terjun langsung, kami siap menjadi mitra untuk pelaksanaannya di lapangan," ujarnya. Yukindo, kata Enjat Sudrajat, juga terbuka bagi donator yang ingin membantu pembiayaan usaha pelestarian badak jawa.
Ada beberapa kegiatan yang akan dilaksanakan untuk menambah populasi badak jawa itu, di antaranya memberantas "langkap", sejenis pohon yang hidup di TNUK dengan pertumbuhan sangat cepat sehingga dikhawatirkan mematikan tumbuhan pakan hewan langka itu, katanya.
Selain itu, kata dia, juga akan dilakukan penanaman tumbuhan pakan badak jawa guna menambah persediaan pakan hewan yang sangat dilindungi tersebut. "Dengan ketercukupan persediaan pakan, maka badak jawa diharapkan mampu terus berkembang dan mendorong terjadinya pertambahan populasi," kata Enjat Sudrajat.