REPUBLIKA.CO.ID, Hari ini, tepatnya 3 Juli 1992, Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) akhirnya kembali mengakui Federasi Sepak Bola Afrika Selatan, setelah sempat dicoret dari keanggotaan FIFA selama hampir lebih dari dua dekade.
Sebenarnya, Federasi Sepak Bola Afrika Selatan sudah dibentuk pada 1892. Namun, kebijakan pemisahan kulit hitam dan kulit putih, kebijakan Apartheid, membuat federasi tersebut masih didominasi kulit putih.
Pada 1957, Timnas Afrika Selatan sempat diundang ke Piala Afrika. Namun, negara peserta lain, seperti Ethiopia, Egypt, dan Sudan, menolak kehadiran Afrika Selatan sebagai bentuk perlawanan terhadap kebijakan politik Apartheid.
FIFA juga sempat beberapa kali mencoret keanggotan Afrika Selatan. Alasan utamanya adalah masih diberlakukannya politik Apartheid di negara paling ujung selatan Benua Afrika tersebut.
Tepatnya pada 2 September 1961, FIFA empat mencoret Afrika Selatan. Namun, Presiden FIFA saat itu, Stanley Rous, mencabut sanksi tersebut, lantaran menganggap, sanksi pencoretan itu justru membuat sepak bola Afrika Selatan tidak bisa berkembang.
FIFA akhirnya kembali mengangkat sanksi tersebut pada Januari 1963. Namun, insiden Soweto, dimana polisi dinilai bertindak berlebihan dalam mengamankan demonstrasi dan membuat 23 pengunjuk rasa terbunuh, membuat FIFA kembali mencoret keanggotaan Afrika Selatan pada 1976.
Seiring berjalannya waktu, politik Apartheid mulai ditinggalkan di Afrika Selatan. Pada 1991, Federasi Sepak Bola Afrika Selatan, yang didominasi oleh kulit putih, pun akhirnya diganti dengan federasi sepak bola yang juga beranggotakan kulit hitam.
Akhirnya, FIFA kembali merangkul Afrika Selatan sebagai anggotanya pada 3 Juli 1992. Pada 7 Juli 1992, timnas Afrika Selatan, yang berjuluk Bafana-Bafana itu, melakoni laga perdananya usai kembali diakui FIFA. Bafana-bafana mampu mengalahkan Kamerun 1-0 dalam laga tersebut.