REPUBLIKA.CO.ID, Untuk memasarkan barang dagangan saat Ramadhan, pengusaha Ria Buchari menawarkannya kepada teman-teman. Ia anggap inilah cara yang paling ampuh. “Saya juga memanfaatkan situs jejaring sosial untuk berjualan.”
Kendati pesaingnya banyak, mental Ria tak kendur. Dia bersaing dengan menawarkan barang yang kualitasnya bagus.
“Konsumen sekarang sudah pintar, kalau barang yang kita jual bagus, mereka juga tidak akan segan untuk mengeluarkan uang berapa pun harganya,” komentar Ria yang memetik keuntungan 20 persen dari harga jual produknya.
Selain itu, Ria sering memberikan bonus untuk pembelian jumlah tertentu. Bentuknya berupa potongan harga atau pernik untuk jilbab. “Bisa juga dengan menggratiskan ongkos kirim bagi yang membeli secara online.”
Pengusaha lainnya Hastutiningsih mengaku berhasil mencapai omzet Rp 50 juta pada Ramadhan tahun lalu. Dia juga menempuh cara pemasaran yang mirip dengan Ria. Dia memperluas pemasaran produknya dengan membuat blog dan website.
Selain itu, ia menggandeng sejumlah reseller. “Keuntungan bersih saya 50 persen dari penjualan langsung dan sedikit lebih rendah jika memasarkannya lewat jalur keagenan.”
Agar dapat merangkul semua kalangan, Hastuti membuat tiga varian produk, yaitu paket hemat, kue gradestandar, dan grade spesial. Paket hemat berisi empat toples ukuran 250 gram seharga Rp 70 ribu paling diminati. “Eksistensi di dunia maya sangat membantu saya memenangkan persaingan.
Menjual ke teman, saudara, dan tetangga, Nurfadilah mencapai omzet satu juta rupiah dalam satu pekan. Mukena anak ia jual Rp 90 ribu, mukena standar maupun ukuran jumbo harganya Rp 150 ribu, serta mukena satu set ibu dan anak dijual seharga Rp 200 ribu. Ia mendapat keuntungan 40 persen dari penjualan mukena bali.