REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR---Dalam inspeksi mendadak yang dilakukan Pemerintah Kota Bogor, Jawa Barat, petugas gabungan dari sejumlah dinas menyita satu ember tahun dari salah satu pedagang di Pasar Anyar yang diketahui mengandung bahan pewarna berbahaya. "Tahu ini kita sita, karena kedapatan menggunakan rhodamin," kata Wakil Wali Kota Bogor, Achmad Ru'yat saat memimpin sidak.
Ru'yat menyebutkan, penggunaan rhodamin atau bahan pewarna tekstil tidak baik bagi kesehatan manusia, karena akan merusak sistem pencernaan bila dikonsumsi terus menerus. Tahu tersebut diketahui mengandung rhodamin, setelah petugas dari Balai Pengujian Mutu Produk Peternakan melakukan uji organileptik terhadap tahu tersebut. "Dari hasil pengujian tersebut kita ketahui, tahu ini telah diberikan rhodamin," kata Ru'yat.
Ru'yat menyebutkan, terkait temuan tersebut, pedagang yang memberikan rhodamin tersebut mendapat teguran langsung serta peringatan untuk tidak lagi melakukan aksinya. Sementara itu, Kepala Balai Pengujian Muti Produk Peternakan, Suparmo menyebutkan, pemberian rhodamin dilakukan sendiri oleh pedagang. "Tahu ini dibeli dari produsen di wilayah Cimanggu, tahu ini awalnya murni tidak ada campuran. Tapi di kalangan pedagang tahu ini ada yang dicampur rhodamin," katanya.
Ia mengatakan, campuran rhodamin tersebut diberikan dengan tujuan agar tahu tetap awet dan terlihat segar bila tidak laku terjual dalam sehari. Biasanya, kata dia, pedagang memberikan sendiri rhodamin untuk tahu-tahu tersebut. Penggunaan rhodamin tersebut menyebar dikalangan pedagang dari mulut ke mulut.
"Untuk itu kewaspadaan masyarakat sangat diperlukan untuk berhati-hati membeli tahu, pastikan tahu ini tidak dicampur bahan berbahaya dengan melihat kondisi tekstur tahu yang tidak kenyal, dan mudah hancur. Selain itu, bila menggunakan kunyit air pada tahu tidak berwarna jernih, melainkan keruh, dan warna kuning tidak mencolok. Pastikan juga tangan pedagangnya, bila tertempel warna kuning berarti menggunakan rhodamin," katanya.