REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Polisi Mesir telah memerintahkan untuk menangkap 300 pemimpin dan anggota Ikhwanul Muslimin setelah tentara menggulingkan pemerintahan Presiden Muhammad Mursi pada Rabu malam waktu setempat. Demikian kata jejaring resmi Koran Al-Ahram pada Kamis.
Seorang pejabat senior kementerian dalam negeri mengkonfirmasi kepada AFP bahwa surat perintah penangkapan telah dikeluarkan untuk para anggota Ikhwanul Muslimin. Tetapi, pejabat itu tidak memberikan keterangan lebih lanjut.
Para pejabat sebelumnya mengatakan bahwa pasukan keamanan telah menangkap dua pemimpin senior Ikhwanul Muslimin yang dekat dengan Presiden Mursi.
Keduanya adalah Saad al-Katatni yang mengepalai Partai Kebebasan dan Keadilan sekaligus tangan politik Ikhwanul Muslimin serta Rashad Bayoumi yang merupaan wakil kepala gerakan Islamis itu.
Sementara laporan-laporan dari kota Mediterania, Alexandria, menyatakan setidaknya 10 orang tewas ketika lawan dan pendukung Mursi terlibat bentrok setelah tentara mengumumkan penggulingannya pada Rabu.
Media resmi dan para pejabat mengatakan tembakan-tembakan pecah di kota wisata pantai yang populer itu. Kantor berita negara MENA, yang mengutip seorang pejabat medis setempat, melaporkan 50 orang mengalami luka-luka dalam insiden bentrokan tersebut.
Empat orang tewas dalam bentrokan di kota utara Marsa Matrouh. Demikian kata gubernur negara bagian itu. Sementara, Gubernur Badr Tantawi mengatakan kepada Reuters melalui telepon dari kota Mediterania dekat perbatasan Libya bahwa sejumlah pendukung Moursi tewas.