REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kawasan hutan di Indonesia terus berkurang dari waktu ke waktu. World Wild Fund (WWF) - Indonesia mencatat, dalam dua dasawarsa terakhir, kawasan hutan alam di Pulau Sumatra telah berkurang hampir 50 persen.
Direktur WWF-Indonesia, Efransjah, mengatakan hutan alam di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, terutama hutan dataran rendahnya, merupakan benteng terakhir keanekaragaman hayati di Pulau Sumatra. Provinsi tersebut, kata dia, menjadi satu-satunya tempat di mana empat satwa asli Sumatra berada, yaitu harimau, badak, orang utan, dan gajah.
Berkurangnya lahan hutan di Indonesia, lanjutnya, diakibatkan oleh maraknya praktek korupsi di sektor kehutanan. Sehingga, hutan dikorbankan untuk kepentingan sesaat oleh sejumlah orang. "Perlu langkah bersama seluruh elemen untuk mewujudkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan hutan di Aceh dan Sumatra pada umumnya” ujar dia.
Efransjah juga mengatakan bahwa tanpa adanya pengelolaan kehutanan yang transparan dan akuntabel, dikhawatirkan hutan Aceh akan bernasib sama dengan hutan-hutan lain di Sumatra.
Sekjen Transparansi Internasional Indonesia, Dadang Trisasongko, mengatakan ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh pemerintah Aceh dalam mengelola sumber daya alamnya. Pemerintah Aceh, kata dia, harus siap melaksanakan UU Keterbukaan Informasi Publik, khususnya terkait manajemen kehutanan dan mengoptimalkan penanganan perkara dengan pendekatan multi-door untuk kasus-kasus terkait Sumber Daya Alam-Lingkungan Hidup (SDA-LH).