REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Kasus salah satu tumor sistem saraf otak, neuroblastoma yang menyerang anak, menduduki peringkat kedua setelah leukemia. Namun, kasus neroblastoma yang menyerang anak seringkali underdiagnosis alias jarang terdeteksi.
"Sehingga jarang kasus neuroblastoma ditemukan dalam stadium dini," kata Dokter Spesialis Hematologi dan Kanker Anak RSUP Dr Sardjito, Eddy Supriyadi kepada ROL.
Padahal, kata Eddy, bila ditemukan pada stadium dini, kemungkinan besar bisa sembuh. "Mestinya, skrining teman-teman di Puskesmas terhadap kanker anak perlu ketajaman dalam pemeriksaan dan pengamatan. Yang penting edukasi orangtua, kalau anak ada mengalami kelainan , badan tidak naik-naik harus segera care," katanya menjelaskan.
Eddy memaparkan, ciri awal neuroblastoma yakni timbul benjolan di perut bagian atas dan keras, pucat, berat badan tidak naik, sangat kurus dan berlangsung sangat progresif sekitar enam bulan.
Neuroblastoma pada anak, masih kata Eddy, kebanyakan muncul pada anak berusia di bawah tujuh tahun atau lima tahun. Kebanyakan kasus yang ditemukan di Indonesia sudah mengalami mestastasis (penyebaran).
Menurut dokter yang akrab disapa dr Edot itu, neuroblastom bisa terjadi di seluruh simpul-simpul saraf di seluruh tubuh dan yang paling banyak di perut bagian atas, dan mestatasisnya sampai di sumsum tulang. Munculnya neuroblastoma pada anak di bawah usia tujuh atau lima tahun.