REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perseroan Terbatas Mass Rapid Transit Jakarta memastikan memulai segala persiapan terkait dengan pembangunan fisik sarana transportasi massal (MRT) pada pekan depan.
"Pembangunan fisik MRT (mass rapid transit, red.) memang kami targetkan mulai Oktober 2013. Pembangunan fisik itu juga butuh persiapan, dan persiapan ini akan kami mulai pekan depan," kata Direktur Utama PT MRT Jakarta Dono Boestami di Jakarta, Kamis (4/7).
Menurut Boestami, persiapan pembangunan fisik MRT tersebut, yakni melakukan kerja sama atau koordinasi dengan sejumlah pihak terkait, di antaranya Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta. "Kami akan berkoordinasi dengan Dishub DKI, khususnya terkait dengan rencana pemindahan halte-halte busway yang nantinya akan terkena dampak pembangunan fisik MRT bawah tanah," ujar Boestami.
Selain itu, lanjut Boestami, pembangunan fisik MRT juga masih menunggu dua dokumen untuk ditandatangani oleh pemerintah pusat. Salah satu dokumen itu, yakni dokumen penerusan hibah yang saat ini sudah diserahkan kepada Dirjen Perimbangan Keuangan Kementerian Keuangan RI.
"Kemudian, dokumen lainnya, yaitu dokumen tentang pedoman kerja dari Dirjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan. Kedua dokumen itu akan segera ditandatangani agar dapat dijadikan sebagai payung hukum pembangunan fisik MRT," tutur Boestami.
Boestami mengungkapkan bahwa persiapan pembangunan fisik lainnya, yaitu menunggu persetujuan kontrak kerja sama antara dua konsorsium sebagai pelaksana proyek dan Japan International Corporation Agency (JICA) sebagai pemberi pinjaman. Boestami menambahkan, saat ini ada penandatanganan kerja sama dengan Nippon Koei selaku konsultan pelaksanaan tender konstruksi fisik MRT.