REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk menggandeng Bank Simpanan Nasional Malaysia untuk menjadi mitra bisnis dalam mengembangkan layanan remitansi. "Kami menjadi perlu untuk menggandeng BSM guna memfasilitasi layanan remitansi khusus bagi para TKI yang bekerja di Malaysia," kata Direktur Utama BTN Maryono usai penandatanganan nota kesepahaman di Jakarta, Jumat (5/7).
Menurut Maryono, besarnya sumbangan terhadap devisa negara yang disumbangkan oleh para tenaga kerja Indonesia (TKI) yang bekerja di luar negeri perlu diberikan layanan perbankan yang benar-benar siap untuk melayani kebutuhan mereka di Tanah Air. "Secara bisnis ini juga memberikan peluang dalam pendapatan fee based income perbankan dan kami berharap akan mendapatkannya," ujarnya.
Ia menjelaskan potensi bisnis dari layanan remitansi tersebut sangat besar dan terbuka untuk perbankan.Berdasarkan data dari Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) setidaknya terdapat sekitar 6,5 juta TKI yang bekerja di luar negeri dan tersebar di 142 negara. Dari jumlah TKI tersebut, jumlah paling banyak bekerja di Malaysia dengan jumlah TKI sekitar 2 juta orang.
Jumlah devisa yang disumbangkan kepada negara dari TKI yang bekerja di luar negeri tersebut berdasarkan data BNP2TKI 2012 mencapai sekitar Rp 6,9 miliar dolar AS atau sekitar Rp 66,6 triliun. Bisnis remittance ini diakui Maryono luar biasa memberikan peluang bagi perbankan untuk menambah pendapatan usaha dari fee based income atau pendapatan nonbunga.
"Oleh karena itu kami ingin ikut mengambil bagian dari bisnis ini dengan tujuan menambah layanan perbankan bagi para TKI dan bagaimana agar dengan ini pula menambah fee based income BTN," katanya. Maryono menambahkan, dengan memanfaatkan jasa bank atau penyelenggara remitansi dalam negeri, artinya turut membantu perekonomian nasional dan memberikan sumbangsih devisa negara.