REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON--Amerika Serikat, Jumat (6/7) mengecam bentrok dan kerusuhan yang terjadi di penjuru Mesir dan menyeru seluruh pemimpin di sana, termasuk militer untuk menghentikan kekerasan. Saat ini 14 telah terbunuh menyusul penggulingan Presiden Muhammad Mursi.
"Kami mengutuk kekerasan yang terjadi di Mesir. Kami menyeru seluruh pemimpin di Mesir untuk menghentikan penggunaan kekuatan dan mencegah kekerasan lebih lanjut di antara pendukung mereka," ujar juru bicara Departemen Luar Negeri, Jen Psaki, dalam pernyataan resmi seperti dilansir AFP.
Puluhan ribu pendukung Mursi, yang dihalau dan dihentikan militer Mesir pada Rabu, kembali protes turun ke jalan menentang penggulingan sang presiden. Di Lapangan Tahrir, Kaior, sedikitnya dua orang terbunuh ketika pendukung Mursi saling menembak dengan kubu oposisi, demikian televisi negara melaporkan.
Bentrokan mereda ketika tentara berhasil memisahkan dua kubu demonstran tersebut dengan kendaraan lapis baja.
Kekerasan antara pendukung Mursi dan oposisi menyebabkan satu meninggal di kota terbesar kedua Mesir, Alexandria dan satu lagi di Assiut, menurut pejabat resmi Mesir.
Kekerasan juga melanda area lain termasuk Sinai di mana sekelompok pria bersenjata membunuh lima polisi dan seorang tentara dengan senapan mesin dan serangan roket.