REPUBLIKA.CO.ID,KAIRO -- Ditunjuknya tokoh liberal dan sekuler Mohamed el-Baradei menjadi Perdana Menteri Mesir juga mendapat penolakan dari faksi Islam terbesar kedua di Mesir. Partai Islam an-Nour menegaskan penunjukkan itu tidak sesuai dengan rulemap bersama antara sesama oposisi.
''Penunjukkan el-Baradei tidak sesuai dengan kesepakatan antara oposisi dan militer,'' kata Wakil Pimipinan Partai an-Nour Ahmed Khalil, seperti dikutip al-Ahram dan dilansir al-Arabiyah, Ahad (7/7).
Khalil menegaskan agar el-Baradei menolak jabatan tersebut.Khalil mengancam akan menarik diri dari kekuatan politik sementara, jika el-Baradei tetap menjabat sebagai perdana menteri.
Sebab kata dia, kelompoknya mengharapkan agar semua pelaku kudeta menjalankan kesepakan awal untuk tidak mengambil peran dalam pemerintahan sementara.Partai Islam an-Nour adalah sekutu politik el-Baradei.
Meskipun partai ini berasaskan pemikiran Islam, namun kelompok ini memilih bergabung dengan kubu oposisi. Partai an-Nour ikut berperan mendukung kudeta militer untuk melengserkan Mursi dan Ikhwanul Muslimin dari kekuasaan.
Tiga hari pascakudeta militer, Presiden ad interm Mesir Adly Mansour mengambil sumpah el-Baradai untuk duduk di kursi perdana menteri, Sabtu (6/7) waktu setempat. Jabatan tersebut sebelumnya dipegang oleh teknokrat pilihan Presiden Mursi, yakni Hisham Qandhil yang ditunjuk Juli 2012 lalu.