REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG-- Mogok jualan yang dilakukan oleh pedagang ayam di beberapa pasar tradisional, memperoleh tanggapan Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag), Ferry Sofwan Arief. Ia meminta, para pedagang ayam di pasar tidak terlalu lama melakukan mogok berjualan. Karena khawatir masyarakat yang biasa mengonsumsi daging ayam. "Boleh saja para pedagang menyampaikan aspirasinya dengan tidak berjualan. Tapi kami imbau untuk tidak lama-lama mogoknya. Kita juga akan membantu untuk mencarikan solusi untuk menekan harga ayam," ujar Ferry.
Menurut Ferry, dalam kondisi saat ini, harga daging ayam memang relatif mahal. Tapi, ada kelompok masyarakat yang membutuhkannya. Misalnya masyarakat dari kelompok restoran, hotel, dan catering.
"Terkait kenaikkan harga ayam ini, kita harus menilainya secara komprehensif,'' katanya.
Salah satu upaya yang dilakukan, kata dia, dengan berkoordinasi dengan dinas peternakan. Jadi, jangan menilai soal ini dari hilirnya saja tapi soal harga. ''Ada komponen lain yang harus kita bahas bersama-sama, terutama di sektor hulu" katanya.
Menurut Ferry, harga ayam memang fluaktif. Ini ditentukan dari beberapa
faktor seperti day old chick (DOC) atau anak ayam dan pakan. Misalnya, DOC-nya relatif murah tapi pakannya terbatas. Ini juga memicu kenaikkan harga ayam di pasaran. "Oleh sebab itu, kami sedang merancang untuk mempertemukan antara pedagang dan peternak,'' katanya.