REPUBLIKA.CO.ID, SAN FRANCISCO -- Penyelidik Amerika Serikat mengatakan pesawat Boeing 777 yang mendarat di bandara San Francisco berupaya membatalkan pendaratan sebelum kecelakaan terjadi. Pesawat memiliki kecepatan di bawah target di dekat landasan pacu.
Pilot Asiana Airlines dari Seoul meminta untuk berputar-putar 1,5 detik sebelum kecelakaan terjadi. Pesawat yang membawa 307 orang jatuh di landasan pacu pada Sabtu pekan lalu, menewaskan dua orang dan melukai puluhan orang lainnya.
Pesawat menabrak dinding pembatas laut dan ekornya robek. Penumpang dan kru diselamatkan setelah pesawat akan mulai terbakar.
Pada konferensi pers, Ahad (7/7) waktu setempat, Kepala Dewan Keselamatan Transportasi Nasional (NTSB), Deborah Hersman mengatakan kecepatan pesaat itu di bawah yang direncanakan 137 knot saat mendekati landasan. Menurutnya, ada panggilan untuk meningkatkan kecepatan sekitar dua detik sebelum terjadi kecelakaan. Pilot meminta berputar-putar bukan mendarat.
"Kita harus melihat lagi data mentah dan mendukungnya dengan radar dan informasi lalu lintas udara untuk memastikan kecepatan di bawah 137," ungkapnya dikutip BBC.
Kepala maskapai penerbangan Korea Selatan, Yoon Young-doo sebelumnya mengatakan dia tidak mengesampingkan kesalahan manusia namun mengatakan pilot sudah berpengalaman.
Yoon meminta maaf untuk kecelakaan. Dia membungkuk di depan kamera TV saat konferensi pers di Seoul.