Senin 08 Jul 2013 10:58 WIB

Pengamat Politik: Politisi Indonesia Kebanyakan Bergaya Machiavelli

Rep: Dyah Ratna Meta Novia / Red: Citra Listya Rini
elite politik
Foto: malaysianreview.com
elite politik

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Politik dari Universitas Indonesia (UI) Boni Hargens mengatakan kebanyakan politisi di Indonesia bergaya Machiavelli atau melakukan segala cara untuk mengalahkan lawan-lawan politiknya. 

Permainan mereka yang kasar semacam inilah yang membuat publik semakin tidak percaya dengan moralitas politisi di Tanah Air. Menurut Boni, agar publik kembali percaya dengan moralitas para elit politik, maka politisi harus mulai belajar berpolitik dengan benar. 

"Artinya berpolitik dengan  memakai landasan moral yang ada ukuran jelas, mana yang baik dan mana yang tidak baik, mana yang boleh dan yang tidak boleh," kata Boni di Jakarta, Ahad (7/7).

​Boni mengatakan politik di tanah air semuanya serba bisa, apa saja boleh, jadinya parameter moralnya kabur. ‎Padahal kesalehan sosial itu mengacu pada perilaku publik politisinya. Makanya politisi harus memegang moralitas dalam bertindak.

"Politisi di indonesia banyak yang tidak merasa bersalah dengan melakukan black campaign terhadap lawan-lawan politiknya. ‎Padahal mengalahkan lawan tidak harus dengan menghancurkan lawan," ujar Boni.

​Mengalahkan dalam politik itu, terang Boni, artinya mengalahkan kepentingan atau kebijakan, bukan menghancurkan orangnya. Di Indonesia yang dihancurkan orangnya, bukan kebijakan atau kepentingannya.

Ini berbeda dengan di Eropa. Pada  umumnya para politisi melakukan perang ide dan  perang program. Mereka tidak pernah menyerang masalah pribadi seorang politisi dalam ranah politik. "Di Jerman, haram membawa masalah pribadi ke politik," kata Boni. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement