Senin 08 Jul 2013 12:54 WIB

Protes Kenaikan Harga, Rakyat Suriah Boikot Bahan Makanan

Anak-anak Suriah (ilustrasi)
Foto: huffingtonpost.co.uk
Anak-anak Suriah (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Rakyat Suriah mulai memboikot sebagian bahan makanan pokok guna memprotes melonjaknya harga komoditas pangan di negara yang dirundung kerusuhan tersebut. Satu akun Facebook belum lama ini telah mendorong aksi yang dinamakan 'Saya ingin hidup', yang menyeru rakyat Suriah agar memboikot semua barang yang memiliki harga tinggi selama satu pekan mulai Ahad (7/7).

"Kami bersumpah demi Tuhan Yang Maha Kuasa bahwa kami akan berbagi rasa tidak puas rekan kami, warga Suriah, atas harga yang tinggi, monopoli oleh pedagang, nilai dolar AS yang tinggi dan kegagalan pemerintah untuk mengatur pasar," kata satu posting di laman itu.

"Mulai 7 Juli, saya akan menghentikan (konsumsi) susu, telur dan ayam selama satu pekan dan masa ini bisa diperbarui dalam kasus pedagang tidak mengurangi harga yang gila-gilaan dan tak masuk akal ini ... Kami ingin penurunan harga semua jenis barang secepatnya tak kurang dari 25 persen sebab kondisi hidup sudah menjadi sangat buruk," demikian isi postingan lain sebagaimana dikutip kantor berita Xinhua, Senin (8/7).

Harga telur dalam satu kardus isi 24 butir naik dari 150 pound Suriah jadi 480 pound dan satu kilogram ayam naik dari 500 menjadi 950 pound Suriah. Kegiatan tersebut mungkin tidak berdampak pada banyak orang Suriah yang merasa perlu membeli bahan makanan itu buat anak mereka.

Namun, Amira, seorang ibu rumah tangga, mengatakan ia akan berkomitmen untuk berpegang pada kegiatan boikot tersebut. Amira memberitahu Xinhua saat ia membeli sayuran bahwa ia akan melakukan itu "bukan semata-mata karena saya tak ingin membeli tapi pada dasarnya saya tak punya uang untuk membeli barang mahal seperti itu".

"Kami telah meninggalkan banyak bahan pangan yang harganya tak bisa kami jangkau," katanya. Ia menambahkan, "Kami harap pemerintah akan segera turun tangan dan membawa harga kembali ke tingkat normal."

Harga semua makanan pokok dan komoditas lain telah melonjak tajam beberapa sebelum datangnya bulan suci Ramadhan. Selama Ramadhan, tuntutan rakyat Suriah akan makanan pokok, minuman dan manisan naik secara mencolok. Nilai tukar pound Suriah terhadap dolar AS di pasar gelap juga naik dari sebanyak 190 pound per satu dolar AS 10 hari sebelumnya menjadi 240 pound Suriah pada Ahad. Nilai tukar pound Suriah ialah 47 pound Suriah per dolar AS sebelum krisis.

Banyak ahli ekonomi menuduh sanksi yang dijatuhkan negara besar di dunia atas Suriah untuk mempercepat kejatuhan Pemerintah Presiden Bashar al-Assad sebagai pangkal merosotnya nilai tukar mata uang Suriah. Namun, sebagian ahli ekonomi menyatakan kepergian miliaran dolar AS ke luar negeri telah menambah parah kemerosotan nilai pound Suriah.

Satu laporan yang belum lama ini diungkapkan oleh Biro Komisi Ekonomi dan Sosial bagi Asia Barat yang berpusat di Beirut, Lebanon, mengatakan sebanyak 11 miliar pound Suriah telah didepositokan di berbagai bank Lebanon. Ditambahkannya, sebanyak satu miliar dolar AS lagi melambungkan ekonomi Lebanon melalui pengeluaran konsumen Suriah.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement