Selasa 09 Jul 2013 15:46 WIB

Venezuela Tunggu Keputusan Snowden

Rep: Ichsan Emrald Alamsyah/ Red: Dewi Mardiani
Edward Snowden
Foto: AP/The Guardian
Edward Snowden

REPUBLIKA.CO.ID, CARACAS -- Presiden Venezuela, Nicolas Maduro, mengatakan telah menerima permohonan suaka dari Edward Snowden. Kini Venezuela sedang menunggu keputusan sang whistle blower program mata-mata Agensi Keamanan Nasional (NSA), untuk datang ke negeri itu.

''Dia harus memutuskan kapan ia akan terbang, jika akhirnya ingin terbang ke sini,'' ucap Nicolas Maduro dikutip dari Al Jazirah. Selama hampir sepekan, tiga negara Amerika Selatan, Venezuela, Nikaragua, dan Bolivia menawarkan suaka politik kepada mantan analis NSA itu.

Snowden memang sedang menunggu perlindungan dari sebuah negara. Karena diketahui selama dua minggu ini, pria berumur 30 tahun ini terdampar di Area Transit Bandara Sheremetyevo Moskow sejak tiba dari Hong Kong. Ia tak bisa pergi kemana-mana karena Amerika Serikat membatalkan paspor dia.

Nicolas Maduro, juga mengatakan alasan Venezuela memberi perlindungan karena Snowden sedang dianiaya oleh Kekaisaran. Kekaisaran yang ia maksud adalah negara kelahiran Snowden, Amerika Serikat. Sebelumnya Nicolas sudah menawarkan suaka kepada Snowden. Ia mengatakan pemberian suaka adalah protes terhadap AS dan Eropa yang menghalangi penerbangan pesawat kepresidenan Bolivia.

Sementara itu Bolivia, menuntut Prancis, Spanyol, Italia, dan Portugal menjelaskan alasan penolakan izin pesawat yang membawa Presiden Evo Morales melewati wilayah udara mereka. Pesawat yang ditumpangi Evo Morales terpaksa turun di Wina, Swedia, setelah empat negara itu menolak dilewati. Diketahui empat negara itu menolak pesawat Bolivia menyeberangi langit mereka karena dicurigai membawa Snowden.

Senin lalu, anggota Parlemen Rusia meminta Edward Snowden untuk segera menerima tawaran suaka politik Venezuela. Karena, menurut Ketua Komite Parlemen Rusia untuk urusan Internasional, bukan tak mungkin ini adalah kesempatan terakhir Snowden mendapat suaka politik. Alexei Pushkov mengatakan hal tersebut melalui media sosial Twitter.

sumber : AP
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement