Selasa 09 Jul 2013 15:54 WIB

Bulog Tak Kunjung Impor, Harga Daging Sapi Melonjak?

Rep: muhammad iqbal/ Red: Taufik Rachman
  Suasana para penjual daging sapi di Pasar Tebet, Jakarta Selatan, Senin (4/2).   (Republika/Wihdan Hidayat)
Suasana para penjual daging sapi di Pasar Tebet, Jakarta Selatan, Senin (4/2). (Republika/Wihdan Hidayat)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa menjelaskan latar belakang di balik kekecewaannya terhadap lonjakan harga daging sapi di sejumlah tempat hingga mencapai Rp 120 ribu per kg.  

"Karena saya tidak ingin harganya sampai Rp 100 ribu per kg," ujar Hatta kepada wartawan di kantornya, Selasa (9/7).Hatta menjelaskan rapat kabinet tiga bulan lalu telah memutuskan Perum Bulog akan melakukan intervensi pasar agar harga daging sapi tidak di atas Rp 100 ribu per kg.  Akan tetapi, sampai sekarang, Bulog belum bisa mendatangkan daging impor sebagaimana kesepakatan semula.

"Ini kadang-kadang antara kebijakan dan implementasi itu terlalu panjang waktunya.  Sama halnya dengan bawang, kejadian itu kok ketahuannya baru sekarang kalau terlambat untuk produksinya.  Harusnya kalau terlambat sudah tahu ya dimasukkan tambahan agar harga tidak melonjak," kata Hatta.

Hatta mengatakan tugasnya sebagai menteri koordinator adalah memastikan tugas-tugas menteri yang berada di bawah koordinasinya berjalan dengan baik.  Bulog, ujar Hatta, tidak dapat disalahkan dengan kondisi saat ini sebab Bulog berada dalam posisi menunggu.

"Itu rekomendasinya dari (kementerian) pertanian.  Tanpa surat rekomendasi pertanian, gak jalan semuanya."Lebih lanjut, Hatta mengatakan setelah rekomendasi dari Kementan diperoleh, Kementerian Perdagangan akan mengeluarkan izin kepada Bulog untuk melakukan importasi.  

Setelah itu, Bulog melakukan impor dan melakukan operasi pasar.  "Kan SOP-nya gitu.  Masa' menko yang harus belanja sendiri di sana," kata Hatta.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement