REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Polisi di daerah Tibet, Cina barat daya menembaki satu kelompok biksu dan warga lainnya yang berkumpul untuk memperingati hari ulang tahun pemimpin spritual mereka Dalai Lama, mencederai setidaknya dua orang, kata satu kelompok hak asasi manusia.
Insiden di Ganzi, Provinsi Sichuan, terjadi Sabtu (6/7) saat mereka berkumpul di satu gunung keramat untuk merayakan ulang tahun ke-78 Dalai Lama yang tinggal di pengasingan itu, kata kelompok Kampanye Internasional untuk Tibet yang bermarkas di Amerika Serikat.
Beijing menganggap Dalai Lama, yang melarikan diri dari Cina tahun 1959 setelah satu pemberontakan yang gagal terhadap kekuasaan Cina, seorang separatis. Dalai Lama, yang berpangkalan di India mengatakan ia hanya berjuang bagi otonomi yang lebih luas bagi kampung halamannya di Himalaya itu.
"Polisi bersenjata dan tentara dalam jumlah besar dikerahkan, dengan satu sumber melaporkan setidaknya tujuh truk tentara dan kendaraan polisi berada di lokasi itu," kata kelompok itu dalam satu surat elektronik, Selasa (9/7), seperti dilansir Reuters.
Pasukan keamanan berusaha mencegah para warga Tibet melakukan pertemuan-pertemuan dan persembahan, tetapi menurut dua sumber Tibet di pengasingan, beberapa warga Tibet yang hadir menyatakan bahwa mereka hanya membakar dupa. "Tanpa peringatan, polisi melepaskan tembakan ke massa yang tidak bersenjata itu dan menggunakan gas air mata." Dua biksu kena tembak di kepala dan beberapa orang lainnya luka parah, kata kelompok itu.
Setidaknya 119 warga Tibet membakar diri mereka untuk memprotes kekuasaan Cina sejak tahun 2009, sebagian besar di daerah yang banyak tinggal warga Tibet di provinsi-provinsi Sichuan, Gansu, dan Qinghai. Sebagian besar meninggal.