REPUBLIKA.CO.ID, PAMEKASAN--Nelayan Pamekasan, Jawa Timur, mengeluhkan beban akibat kenaikan harga bbm. Karena itu mereka meminta pemkab setempat memberikan subsidi khusus sehubungan dengan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).
Juru bicara nelayan Pamekasan Yudi, Rabu mengatakan, permintaan para nelayan agar pemkab memberikan subsidi khusus disebabkan biaya operasional nelayan kian meningkat, dan tidak diimbangi dengan kenaikan harga jual ikan.
"Jika kami tidak mendapatkan subsidi khusus, tidak mungkin kami bisa untung. Bisa jadi malah bangkrut," kata Yudi.
Menanggapi tuntutan para nelayan itu, Bupati Pamekasan Achmad Syafii mengatakan, pemerintah memang telah mencanangkan pengalihan program kompensasi itu. Hanya saja program yang dicanangkan pemerintah bersifat umum, yakni untuk semua kelompok masyarakat, baik nelayan, petani, maupun kelompok usaha kecil.
"Dari berbagai kelompok itu, semua program yang dicanangkan sama," kata Achmad Syafii.
Kendatipun demikian bupati menyatakan akan tetap mempertimbangkan keinginan para nelayan di Pamekasan itu untuk mendapatkan subsidi khusus, mengingat fakta harga jual ikan nelayan tidak naik, kendatipun harga BBM telah naik.
Pemkab, kata dia, akan berkoordinasi dengan instansi terkait guna membahas keinginan para nelayan di Pamekasan itu.
Data di Dinas Kelautan dan Perikanan Pemkab Pamekasan menyebutkan, jumlah perahu penangkap ikan yang beroperasi selama ini sebanyak 2.005 unitdi Kecamatan Tlanakan, Larangan, Pademawu dan Kecamatan Pasean.
Dari jumlah perahu sebanyak itu, warga yang bekerja sebagai nelayan mencapai 10.000 orang lebih dan kebanyakan mereka menggunakan jaring payangan atau menangkap teri.