REPUBLIKA.CO.ID, LEBAK -- Untuk memenuhi permintaan pasar lokal yang masih kekurangan, petani di Kabupaten Lebak Provinsi Banten mengembangkan budidaya tanaman jagung.
"Sampai saat ini pasokan jagung masih didatangkan dari luar daerah," kata Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian Kabupaten Lebak, Yuntani, di Rangkasbitung, Rabu.
Ia membenarkan, selama ini minat petani setempat dalam membudidayakan tanaman jagung masih relatif terbatas. Pengembangan tanaman jagung hanya dilakukan petani pada beberapa kecamatan dengan produksi masih sangat rendah.
Saat ini, produksi jagung petani di daerah ini hanya 2,5 ton per hektare dan belum mencapai 4,0 ton/ha. Karena itu, pihaknya terus meningkatkan produksi jagung itu dengan mendukung pemenuhan sarana dan prasarana produksi pertanian yang diperlukan, termasuk penggunaan teknologi.
Menurut dia, umumnya petani jagung itu belum mampu menggunakan teknologi pertanian sehingga berpengaruh terhadap produktivitas. Ia membandingkan, di beberapa negara maju, produktivitas tanaman jagung bisa mencapai delapan ton per hektare.
"Kami berharap pemerintah dapat menyalurkan bantuan peralatan teknologi pertanian guna mendukung ketahanan pangan di daerah ini," katanya pula.
Seorang petani di Kecamatan Kalanganyar, Lukman, mengakui kini mengusahakan tanaman jagung di lahan sawahnya setelah panen padi. "Kami setiap setahun sekali menanam jagung karena tanaman padi hanya dua kali tanam," katanya.
Pengembangan tanaman jagung diharapkan dapat memenuhi kebutuhan pasar lokal maupun nasional. "Kami mengusahakan tanaman jagung ini karena permintaan pasar cukup tinggi," katanya lagi.