REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Duta Besar Kuba untuk Indonesia Enna Viant Valdes, Selasa (17/3), melakukan audiensi dengan Ketua MPR RI Zulkifli Hasan, di Ruang Kerja Ketua MPR RI, Gedung Nusantara III, Kompleks MPR/DPR/DPD, Senayan, Jakarta.
Kunjungan Enna disanbut baik Ketua MPR RI Zulkifli Hasan. Pada kesempatan terebut, Enna menyampaikan ia akan selesai masa tugas sebagai Duta Besar untuk Indonesia pada Mei tahun ini dan akan digantikan dengan Dubes lain.
Kepada Zulkifli Hasan, Enna mengucapkan sangat berterima kasih atas kerja sama semua lembaga negara di Indonesia termasuk lembaga MPR RI dengan Kedutaan Besar Kuba.
"Saya sudah sangat banyak mempelajari tentang Indonesia dan saya sangat bersyukur bisa bertugas di Indonesia. Saya sangat terbantu, sebab hubungan antara dua negara Indonesia dan Kuba memang sudah sangat baik sejak dulu," ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut, Enna juga mengungkapkan berbagai hal soal situasi negara Kuba. Dalam keadaan diembargo Kuba demikian sangat kesulitan dan berusaha untuk bertahan. Namun, Indonesia sebagai negara sahabat memberikan banyak dukungan kepada Kuba yang berjuang keras keluar dari himpitan embargo Amerika Serikat.
Hubungan diplomatik dua negara AS dan Kuba membeku pascarevolusi Kuba 1959 mencair pada Rabu 17 Desember 2014, saat Presiden Obama menginstruksikan pembukaan hubungan diplomatik dengan Kuba sekaligus membuka kantor kedutaan AS di Havana. Keputusan mengejutkan ini keluar setelah perundingan panjang selama 18 bulan.
Saat ini Kuba akan serius melakukan berbagai kerja sama dalam berbagai bidang dengan negara-negara sahabat terutama dengan Indonesia. Ia mengharapkan kerja sama antara kedua negara dapat terjalin nyata dan menguntungkan.
Ketua MPR RI Zulkifli Hasan mengungkapkan hubungan baik antara Indonesia dan Kuba memang sudah terjalin sangat baik sejak jama pemerintahan Presiden Pertama RI Soekarno, dan terus terjalin baik hingga saat ini.
"Hubungan antara Indonesia dan Kuba sudah teruji baik dan tidak ada yang bisa menyanggah hubungan baik antara dua negara ini dan kondisi baik tersebut harus dijaga bahkan ditingkatkan," ujarnya.
Zulkifli juga menungkapkan rasa takjubnya kepada negara Kuba yang diembargo selama hampir 55 tahun dan bisa bertahan.
Kekuatan bertahan negara Kuba dari himpitan embargo, menurut Zulkifli disebabkan karena kompaknya dan bersatunya pemerintah dengan rakyatnya dan hal tersebut sudah seharusnya dijadikan contoh baik untuk Indonesia.
Dalam kesempatan tersebut, Zulkifli juga berharap agar hubungan baik antara Indonesia dan Kuba, tidak hanya hubungan antar pemerintah tapi juga perlu diperluas antara parlemen dua negara.
Zulkifli juga mengundang agar parlemen Kuba bisa mengunjungi Indonesia. Parlemen Kuba bisa mempelajari Indonesia dari dekat.
Parlemen Kuba bisa melihat secara langsung apa arti keberagaman bagi bangsa Indonesia. Sebab Indonesia sangat terkenal sebagai negara yang mayoritas beragama Islam, di satu sisi Indonesia juga terkenal dengan keberagamannya yang sangat kaya.
Implementasi keberagaman dan hidup harmonisnya rakyat Indonesia dalam keberagaman harus dilihat dengan mata kepala sendiri.
"Di Indonesia kebanyakan memeluk agama Islam. Jika mereka datang mereka bisa melihat apa itu Islam di Indonesia. Islam di Indonesia tidak mengajarkan bunuh-bunuhan, bunuh diri dan Islam di Indonesia tidak mengajarkan permusuhan permusuhan dengan agama lain. Ini sangat perlu mereka pahami. Begitupun soal teroris, Indonesia sangat menolak aksi terorisme, ini penting agar mereka melihat langsung," tegasnya.