REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jakarta- Petani adalah elemen bangsa yang tidak bisa lepas dari perjalanan sejarah bangsa. Kiprah petani sejak dulu tak bisa diremehkan. Petani menghasilkan pangan untuk rakyat Indonesia. Peran dan hasil kerjanya sangat penting untuk bangsa.
Sayangnya, kini peran dan kiprah petani sekan ditinggakan. Padahal, berani merupakan garda terdepan dalam mencapai ketahanan pangan. Hal tersebut diungkapkan Wakil Ketua MPR RI Oesman Sapta, saat membuka secara resmi seminar nasional, Kongres Tani dan Rakernas 2015 Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) dengan tema sentral 'Kedaulatan Pangan Menuju Indonesia Hebat', Rabu ( 8/4 ).
Oesman mengatakan petani Indonesia harus mendapat perhatian. Menurutnya pemerintah harus tegas menghentikan segala bentuk impor pangan. Pasalnya, impor pangan bisa membunuh petani. Di sisi lain, lahan pertanian harus dibuka seluas-luasnya.
"Swasembada pangan memang sesuatu yang tidak mudah dalam pelaksanaanya. Tapi, jika bangsa ini bersatu dan berkomitmen untuk mewujudkan ketahanan pangan, saya rasa kedaulatan pangan akan terwujud," ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia Marwan Jafar mengatakan ketahanan pangan melalui kedaulatan pangan adalah sesuai dengan visi dan program pemerintah saat ini. Marwan menuturkan ketahanan pangan merupakan modal Indoensia untuk bisa menjadi negara maju.
"Untuk itu benar bahwa petani dan seputar permasalahan soal pertanian harus mendapatkan perhatian serius. Inilah yang sedang dikerjakan pemerintah Indonesia menuju kedaulatan pangan," katanya.