REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid mengatakan, hari Kebangkitan Nasional harus dimaknai secara konstruktif.
"Jangan sekedar nostalgia, apalagi menghadirkan perilaku destruktif. Tanggal 20 Mei merupakan sebuah hari yang monumental dan fenomenal," kata Hidayat, Rabu (20/5).
Momentum ini, ujar dia, sebaiknya digunakan membantu bangsa untuk memahami esensi dan merealisasikan tujuan-tujuan dari Kebangkitan Nasional. Hal ini penting jika seluruh bangsa Indonesia berdaya juang untuk berperilaku kritis serta menghadirkan solusi konstruktif.
Inilah bagian terpenting yang perlu dikomunikasikan melalui momentum Hari Kebangkitan Nasional. Apalagi saat ini konflik banyak bermunculan di berbagai bidang, mulai di dalam partai politik, antar warga, hingga antar profesi.
Konflik-konflik tersebut tidak sesuai dengan prinsip kebangkitan nasional serta Pancasila sila ketiga, yaitu Persatuan Indonesia. “Segala upaya memecah belah bangsa melalui jalur hukum, politik, antar partai, maupun kekuatan publik, bertentangan dengan prinsip kebangkitan nasional."
Hal-hal negatif ini, terang Hidayat, harus dihindari sebab kebangkitan nasional hanya akan sukses ketika bangsa betul-betul bersatu dalam cinta, demi menghadirkan Indonesia yang lebih baik.
Hidayat berharap melalui peringatan Hari Kebangkitan Nasional tahun 2015, seluruh komponen bangsa menjaga keutuhan cinta terhadap Indonesia. Selain itu juga berorientasi mengedepankan politik yang menghadirkan ukhuwah.
“Mari, kita bangkit hadirkan politik yang ta'awun atau saling tolong-menolong. Keberadaan kami di Koalisi Merah Putih untuk memaksimalkan peran menghadirkan persatuan dan cinta Indonesia yang lebih kuat," katanya.